Sabtu, 22 Maret 2014
Mikha 7:14-15,18-20
Mazmur 103:1-2,3-4,9-10,11-12
Lukas 15:1-3,11-32
“…Ketika ia masih jauh, ayahnya telah melihatnya, lalu tergeraklah hatinya oleh belas kasihan. Ayahnya itu berlari mendapatkan dia lalu merangkul dan mencium dia”
(Lukas 15:20)
DALAMhidup ini kita sering kali berprilaku seperti si anak bungsu, we take life for granted. Kita kurang menghargai berkat kehidupan yang sudah diberikan oleh Tuhan kepada kita. Terlebih, kita melakukan itu semua dengan sengaja. Kita tinggalkan Tuhan demi mendapatkan kenikmatan-kenikmatan hidup yang instan. Namun kita tahu kenikmatan hidup yang bisa diberikan oleh dunia hanyalah bersifat sementara. Saat kita sadari ini, biasanya ketika sudah terlambat, kita sudah berkubang di dalam lumpur dosa.
Kita harus selalu ingat satu hal: Tuhan kita sungguh maha pengasih. Sesuai dengan yang digambarkan sang ayah dalam kisah ini, Tuhan tidak pernah lelah menunggu saat dimana kita berbalik kepadaNya. Itulah saat dimana Dia berlari menghampiri kita dan merangkul kita tanpa menghiraukan sedikitpun dosa yang telah kita perbuat. Janganlah pernah kita merasa tidak-layak untuk kembali ke Tuhan. Janganlah pernah berpikir bahwa Tuhan sangat marah kepada kita dan tidak akan mau menerima kita ke dalam rumahNya. Layaknya seorang ibu yang sangat ingin untuk menghampiri dan mengobati anaknya yang jatuh dan terluka, begitu juga Tuhan kepada kita. Kita akan membuat Tuhan lebih sedih dengan memilih untuk hidup “terluka”, jauh dari padaNya. [OW]
Dimanakah keberadaan saya pada saat ini? Hidup menderita sebagai budak, atau hidup di rumah sang ayah?
DOA(†)
Tuhan, saya ingin hidup dan tinggal bersamaMu selalu. Amin(†)




