
Bacaan I : Keb. 9:13-18; Bacaan II : Flm. 9b-10,12-17;
Bacaan Injil : Luk. 14:25-33
ALL IN AND ALL OUT
Perkataan Yesus kepada para orang banyak yang mengikuti-Nya terdengar sangat keras pada bacaan Injil hari ini. "Jikalau seorang datang kepada-Ku dan ia tidak membenci ayahnya, ibunya, isterinya, anak-anaknya, saudara-saudaranya laki-laki atau perempuan, bahkan nyawanya sendiri, ia tidak dapat menjadi murid-Ku (Luk 14:26). Pernyataan ini tentu mengagetkan banyak orang dan bahkan dapat menimbulkan kesalahpahaman jika tidak membaca dan memahami perikop ini dengan penuh.
Yesus juga telah mengantisipasi adanya kesalahpahaman yang mungkin terjadi akibat dari pernyataan-Nya itu. Dia melanjutkan dengan menyampaikan dua perumpamaan sederhana mengenai seorang arsitek yang harus mengkalkulasi biaya terlebih dahulu jika hendak mendirikan menara agar mampu menyelesaikannya. Perumpamaan senada berikutnya adalah seorang raja harus mengatur strategi, apakah dia harus berperang atau menanyakan syarat-syarat perdamaian. Yesus menutup pengajaran-Nya dengan sebuah perintah yaitu siapa saja yang ingin menjadi murid-Nya maka dia harus melepaskan diri dari segala miliknya (Luk 14:33).
Hari ini adalah hari Minggu pertama di bulan September yang merupakan Hari Minggu Kitab Suci Nasional. Kita diingatkan kembali membuka hati untuk mengenal Allah melalui Kitab Suci yang memberikan arah pandangan dalam hidup serta menopang perjuangan hidup kita. Kita perlu menyadari, memahami, dan mengetahui kehendak Allah dengan cara bersatu dengan Dia melalui Kitab Suci.
Dari bacaan-bacaan hari ini ada tiga kriteria yang diminta Tuhan kepada kita sebagai para pengikut-Nya : Pertama, sikap memberi diri sepenuhnya kepada Yesus dan sesama, tidak melekatkan diri pada kepentingan pribadi yang dapat menutup ruang gerak kita untuk memberi hidup dan sukacita bagi orang lain. Kedua, kesiapan untuk masuk ke dalam kehendak Allah, berani mengambil resiko dan memeluk konsekuensi iman. Dalam suratnya kepada Filemon yang ditulis di dalam penjara, Paulus menyebut dirinya sebagai seorang tahanan karena Kristus Yesus (Flm 1:9b). Ini menunjukkan bahwa Paulus telah menyerahkan hidupnya secara penuh untuk mengikuti Yesus. Ketiga, kecermatan dan kebijaksanaan menentukan sikap dan mengambil keputusan. Untuk memperoleh kebijaksanaan maka kita harus memohon kepada Tuhan seperti yang ditulis dalam kitab Kebijaksanaan Siapakah yang dapat mengetahui rencana-Mu, kalau Engkau sendiri tidak menganugerahkan hikmat, dan tidak mengutus Roh-Mu yang kudus dari surga?(Keb 9:17).
Keputusan menjadi murid Yesus bukanlah keputusan yang setengah hati namun keputusan yang all in and all out. Ada begitu banyak orang yang menegaskan diri sebagai pengikut Kristus tetapi pada saat yang sama masih dibelenggu kepentingan pribadi dan kelekatan pada ambisi. Semoga kita semua dijauhkan dari sikap demikian.[CMS]




