Selasa, 1 Juli 2014
Amsal 3:1-8; 4:11-12
Mazmur 5:5-6,7,8
Matius 8:23-27
“Janganlah kiranya kasih dan setia meninggalkan engkau! Kalungkanlah itu pada lehermu, tuliskanlah itu pada loh hatimu.” (Amsal 3:3)
KASIH adalah jiwa dari ajaran Kristiani. Inilah yang menjadi inti pengajaran dari Tuhan Yesus, yang Ia hayati dengan hidupNya sendiri. Kasih seharusnya menjadi identitas kita sebagai pengikut-Nya. Namun jaman sekarang sepertinya kasih sudah mulai luntur. Orang sibuk dengan dirinya sendiri, tidak peduli siapapun, bahkan kerap menyakiti orang lain. Sepertinya orang sudah tidak ada lagi waktu untuk mengasihi orang lain. Bahkan orang yang mengaku pengikut Kristus pun tidak hidup dalam kasih. Jauh sebelum Yesus datang pun kitab Amsal sudah mengajarkan agar kasih menjadi kalung dalam hidup kita, bukan hanya sekedar aksesoris belaka namun menjadi gaya hidup, harus tertulis di hati kita….wooow.. Allah adalah kasih. Dia bukan sekedar memiliki kasih, tapi Dia adalah pribadi kasih itu sendiri. Kasih tidak pernah mengecewakan. Pada saat kita memutuskan untuk mengasihi, maka sama seperti kita melempar boomerang. Berkat, damai sejahtera dan sukacita akan kembali kepada kita.
Kalau kita yang diciptakan sesuai dengan citra dan gambaran Allah, maka tidak ada alasan kita tidak dapat mengasihi atau tidak hidup dalam kasih. Karena Allah adalah Kasih. Kasih adalah memberi. Memberi adalah berkorban. Tuhan Yesus dengan sempurna memberikan teladan yaitu mengasihi sampai sehabis-habisnya, sampai wafat di kayu Salib. Inilah kasih sejati. [sTF]
Apakah aku sudah hidup dalam kasih?
DOA(†)
Tuhan Yesus ajarkanlah kasihMu yang sejati kepada kami. Amin(†)





 
				 
													 
													 
													 
													 
													 
													 
													 
													 
													 
				 
				 
				 
				 
				 
				 
				 
				 
				 
				 
				 
				 
				 
				 
				 
				 
				 
				 
				 
				 
				 
				 
				 
				 
				 
				 
 
