MUKJIZAT SKAPULIR COKELAT
Bunda Maria menampakkan diri seraya menyerahkan skapulir cokelat kepada Simon. Sejak itu, devosi kepada skapulir berkembang di berbagai belahan bumi.
Malam telah larut. Suasana di Biara Karmel Cambridge, Inggris, pada 16 Juli
1251 teramat senyap. Sementara bertelut, Simon Stock memanjatkan doa. Tiba-tiba, ia terhenyak. Bunda Maria menampakkan diri kepadanya. Sembari melepas selarik senyum, Bunda Maria menyerahkan sebuah skapulir cokelat. Bentuknya berupa pakaian longgar tanpa lengan, panjangnya dari bahu hingga lutut.
Bunda Maria berpesan, "Skapulir ini akan menjadi keselamatan bagimu dan bagi semua Karmelit. Setiap orang yang meninggal dengan mengenakan skapulir ini akan diselamatkan."
Pada saat itu, Simon Stock adalah Pemimpin Ordo Karmel. Ordo ini tengah berkembang pesat di Eropa. Namun, kebangkitan ordo ini menyulut kecemburuan berbagai pihak. Dampaknya, para Karmelit mengalami penindasan, baik dari para klerus setempat maupun dari ordo religius lainnya.
Para Karmelit mengutarakan keluh-kesah mereka ke hadapan Santa Maria dari Gunung Karmel, Pelindung Ordo Karmel. Tradisi Ordo Karmel meyakini penampakan Bunda Maria ini merupakan jawaban atas untaian doa-doa mereka.
MENJADI PERTAPA
Simon Stock lahir di Aylesford, Kent, Inggris, pada tahun 1165. Sejak berusia 12 tahun, ia telah hidup sebagai pertapa di bawah sebuah pohon Ek.
Di kemudian hari, ia berkesempatan berziarah ke Tanah Suci Yerusalem. Di sana, ia bergabung dengan para biarawan Karmel yang hidup sebagai pertapa di Gunung Karmel.
Menurut catatan sejarah Karmelit kuno, ordo ini memiliki asal-usul dari murid-murid Nabi Elia dan Eliseus. Mereka tinggal di gua-gua di Gunung Karmel.
Mereka sangat menghormati Ratu Surga yang melahirkan Sang Juru Selamat.
Pada abad ke-12, banyak peziarah dari Eropa yang mengikuti jejak tentara-tentara Perang Salib. Mereka bergabung dengan para pertapa. Lantas, disusunlah aturan Ordo Karmel hingga menyebar ke Eropa.
Pada tahun 1187, terjadi pengusiran besar-besaran terhadap komunitas religius di Tanah Suci pasca jatuhnya Yerusalem ke tangan bangsa Muslim Saracen.
Alhasil, Simon dan para pertapa lainnya terpaksa mengungsi ke Inggris. Di tanah kelahirannya, Simon diangkat menjadi Pemimpin Pertapa Karmel. Mereka
mendirikan Biara Karmelit di Aylesford, Inggris.
Seiring bergulirnya waktu, Simon menjadi Superior Jenderal kelima Ordo Karmel. Ia memimpin dari tahun 1247 hingga wafatnya pada tahun 1265.
Periode kepemimpinan Simon Stock menandai lahirnya era baru dalam sejarah Ordo Karmel. la melakukan banyak pembaruan dan menyesuaikan regula Ordo Karmel sesuai dengan kebutuhan zaman.
Simon Stock mulai mewajibkan para biarawan Karmel untuk terjun ke tengah masyarakat, mewartakan iman, dan melaksanakan berbagai karya pastoral. "Kita harus berkarya nyata, tidak hanya bertapa," tandas Simon.
Di bawah kepemimpinan Simon, para Karmelit tidak melulu hidup sebagai pertapa yang terbenam dalam doa dan meditasi. Mereka juga giat mewartakan Injil dan berkarya dalam berbagai kegiatan amal kasih di luar tembok biara.
Ordo Karmel mulai tersebar luas di Eropa Selatan dan Barat, terutama di Inggris. Biara-biara baru dibuka di berbagai kota, seperti di Oxford, Cambridge, Paris, Bologna, Irlandia, Skotlandia, dan Spanyol.
Di kota-kota yang memiliki universitas, para Karmelit memberi sumbangan besar bagi peningkatan mutu pendidikan, khususnya di Cambridge dan Oxford.
SURAT PERLINDUNGAN
Pada 13 Januari 1252, Ordo Karmel menerima Surat Perlindungan dari Paus Innosensius IV. Paus menyatakan akan melindungi mereka dari segala penindasan dan menjamin keberadaan Ordo Karmel.
Sejak tahun 1260, Simon Stock berada di Perancis. Ia mendirikan Biara Karmel di To-louse dan Bordeaux. Pada 16 Mei 1265, ia tutup usia di Bordeaux dan dimakamkan di sana.
Pada tahun 1951, relikuinya dipindahkan ke biara yang didirikannya di Aylesford,
Inggris. Sesungguhnya, Simon Stock tidak pernah dikanonisasi secara resmi oleh Vatikan. Namun, ia dihormati sebagai Orang Kudus dalam Ordo Karmel.
Sejak tahun 1564, hari pestanya pada 16 Mei telah tercantum dalam Kalender Liturgi Ordo Karmel. Pada tahun 1979, Vatikan menyetujui penghormatan terhadap Simon Stock.
DEVOSI SKAPULIR
Setelah peristiwa penampakan Bunda Maria kepada Simon Stock, devosi kepada pakaian yang terberkati tersebut menyebar dengan cepat di antara orang-orang Katolik.
Tak terhitung mukjizat yang dimeteraikan atas skapulir. Yang pertama terjadi di Winchester pada seorang pria sekarat yang sudah putus asa. Ketika Simon meletakkan skapulir di bawah tubuh pria itu, seketika ia meminta Sakramen Tobat. Tak lama berselang, pria yang sudah berada di ambang maut itu pulih!
Pada tahun 1636, seorang pria terhormat, anggota Resimen Kavaleri, terluka parah dalam pertempuran Tehin. Peluru bersarang di dekat jantungnya. Pada saat itu, ia berada dalam kondisi berdosa berat. Namun, ia masih punya waktu untuk menerima Sakramen Tobat.
Setelah itu, dokter bedah memeriksa lukanya. Peluru itu berhasil diangkat. Pria itu sungguh bersyukur kepada Santa Perawan Maria yang telah menjadi perantara mukjizat sehingga ia bertahan hidup.
Penggunaan skapulir sebagai sarana devosi para Karmelit, akhirnya diikuti oleh umat beriman di seluruh dunia. Mereka yang tergabung dalam persaudaraan "Bunda Maria Ratu Karmel" wajib mengenakan skapulir cokelat sebagaimana para biarawan Karmel.
Bunda Maria menjanjikan kepada orang-orang yang mengenakan skapulir cokelat hingga akhir hayatnya akan diselamatkan. Namun, memakai skapulir tentu harus disertai dengan iman terhadap Kristus dan taat pada perintah-perintahNya.
Menurut Katekismus Gereja Katolik KGK, 1667-1668: "Satu prinsip yang harus kita pegang bahwa benda-benda seperti rosario dan skapulir adalah benda-benda sakramentali." (Maria Etty)