MENEMUKAN KRISTUS
Bacaan I: 1Sam. 3:3b-10,19; Bacaan II: 1Kor. 6:13c-15a,17-20; Bacaan Injil: Yoh. 1:1-25.
MENEMUKAN KRISTUS
Kisah panggilan murid pertama (Yohanes dan Andreas) dalam Injil hari ini ( Yoh. 1:35-42) mengandung unsur-unsur penting sebuah panggilan. 1) Tuhan yang lebih dahulu menyapa. "Apakah yang kamu cari?" (ayat 38). Tuhan mengambil inisiatip untuk memilih orang-orang menjadi muridNya. "Bukan kamu yang memilih Aku, tapi Akulah yang memilih kamu" (Yoh 15:16). Panggilan adalah hak prerogatif Tuhan. 2) Sapaan Tuhan berbentuk pertanyaan yang sangat fundamental : "Apa yang kamu cari" ? Apa motivasi para murid untuk mengikuti Yesus ? Jawaban atas pertanyaan itu akan menjadi tolok ukur seberapa kuat dan dalamnya panggilan menjadi pengikut Kristus. 3) Panggilan Tuhan dijawab para murid dengan pertanyaan : "Rabi, di manakah Engkau tinggal ?" (ayat 38). Rabi (= guru ) atau "didaskalos" dalam bahasa Yunani adalah sapaan terhormat bagi seseorang yang telah memberikan ilmu dan kebijaksanaan. Mengapa para murid menjawab pertanyaan Yesus dengan sebuah pertanyaan ? Mereka ingin berbicara lebih panjang dan berdiskusi lebih dalam dengan Yesus. Panggilan adalah rangkaian pertanyaan tentang makna kehidupan dan misteri keselamatan. Menanyakan "tempat tinggal" mengandung sebuah kerinduan untuk menjalin hubungan yang lebih erat dengan Tuhan. Para murid tidak ingin hanya berbicara di jalan, tetapi mau mengetahui lebih dalam tentang Yesus. 4) "Marilah dan kamu akan melihatnya" (ayat 39). "Melihat" bukan cuma secara fisik, tapi melihat dengan"hati" atau mau mengenal seseorang bahkan mencintainya. 5) "Kami telah menemukan Kristus" (ayat 41). Menemukan artinya melihat, mengenal dan mencintai Kristus. Itulah makna panggilan yang sesungguhnya. Lalu kegembiraan atas panggilan itu harus dibagi kepada orang lain sebagaimana yang dilakukan Andreas kepada Simon saudaranya. Panggilan harus mendorong kita untuk berbagi, untuk mengantar orang lain kepada Kristus. Itulah tanggungjawab sebuah panggilan. 6) "Engkau akan dinamakan Kefas atau Petrus" (=batu karang - "Engkau adalah Petrus dan di atas batu karang ini Aku akan mendirikan jemaatKu" - Mat.15:18). Perubahan nama menandakan perubahan relasi dengan Tuhan. Selain itu, Tuhan tidak hanya melihat kondisi kita "saat ini" (bdk. nama Simon), melainkan kondisi yang "akan datang" (bdk. Kefas / Petrus). Tuhan melihat potensi dan kekuatan, yang ada di dalam diri kita. Jadi, panggilan adalah sebuah proses untuk mencari, menemukan dan mencintai Kristus serta memperkenalkanNya kepada orang lain. Maka sikap Samuel harus menjadi pedoman bagi kita dalam menghadapi panggilan Tuhan : "Bersabdalah ya Tuhan, hambaMu mendengarkan" (Bacaan 1 : 1Sam 3:10). YS