MENYAMBUT KEDATANGAN YESUS DENGAN SUKACITA
Bacaan: Yer 33: 14-16; 1 Tes 3: 12-13; 4: 1-2; Luk 21:25-36
MENYAMBUT KEDATANGAN YESUS DENGAN SUKACITA
Ciri perilaku orang yang melakukan kesalahan adalah penuh ketakutan, kecemasan, menyembunyikan diri dan mencurigai setiap orang yang mendekatinya. Ciri perilaku ini bukanlah suatu hal baru dalam kehidupan manusia. Perilaku ini sudah ada sejak manusia pertama, yaitu Adam dan Hawa. Mereka takut, dan menyembunyikan diri ketika Tuhan datang mengunjungi mereka. Mereka cemas dan takut karena telah melanggar perintah Tuhan. Jadi, dosa membawa kegentaran, ketakutan dan kecemasan dalam diri manusia. Alkitab memberikan kesaksian bahwa, sebelum manusia jatuh kedalam dosa, mereka hidup di dalam sukacita dan menikmati Kemuliaan Allah. Mereka tidak takut dan tidak menyembunyikan diri ketika Tuhan datang mengunjungi mereka. Sebaliknya mereka hidup dalam sukacita dan kemuliaan Allah sehingga tidak ada rasa cemas, dan takut, walau Allah datang dengan tanda-tanda besar yang menakutkan, seperti deru dan gelora laut, serta kuasa-kuasa langit yang goncang. Jadi ketakutan dan kecemasan adalah bagian yang tak terpisahkan dari dosa.
Bacaan injil hari ini mengajak kita untuk menyambut kedatangan Tuhan Yesus dengan penuh sukacita. Dikatakan bahwa Anak Manusia akan datang dalam awan dengan segala kekuasaan dan kemuliaan-Nya (Luk 21: 27). Kedatangan-Nya diiringi tanda-tanda pada matahari dan bulan dan bintang-bintang, dan di bumi bangsa-bangsa akan takut dan bingung menghadapi deru dan gelora laut. Orang-orang berdosa akan mati ketakutan karena kecemasan berhubung dengan segala apa yang menimpa bumi ini (Luk 21:26). Tetapi kepada orang-orang benar Tuhan mengajak supaya bangkit dan angkat muka, sebab penyelamatan sudah dekat. Ajakan ini mengandung arti bahwa orang benar harus bersikap seperti situasi sebelum manusia pertama jatuh dalam dosa, yaitu situasi dimana manusia menyambut kedatangan Tuhan dengan penuh sukacita dan dalam semarak kemuliaan Allah, bukan sebaliknya cemas, takut dan menyembunyikan diri. Mengapa kita harus menyambut-Nya dengan sukacita? Nabi Yeremia menjelaskan bahwa karena Dia adalah Tunas keadilan bagi Daud (Yer 33:15), dan akan membawa pembebasan dan ketentraman bagi Yesusalem (Yer 33:16). Bagaimana supaya kita layak menyambut kedatangan-Nya? St. Paulus menasihati kita supaya tetap kudus dan tak bercacat, di hadapan Allah dan Bapa kita pada waktu kedatangan Yesus (1 Tes 3:13). Bagaimana caranya? Kita perlu bertambah-tambah dan berkelimpahan dalam kasih seorang terhadap yang lain dan terhadap semua orang (1 Tes 3:12). [LN]