Renungan 26-12-2021
Bacaan I : 1Sam. 1:20-22,24-28; Bacaan II : 1Yoh. 31:1-2,21-24; Bacaan Injil: Luk 2:41-52.
Selamat Natal! Kita baru saja merayakan kelahiran Juruselamat kita Yesus Kristus, dan makna terindah yang dihadirkan Natal adalah sang Juruselamat lahir dan hadir bukan di singgasana raja, ataupun altar bait suci, melainkan Dia lahir di tengah keluarga sederhana, oleh karena itu hari ini kita merayakan Pesta Keluarga Kudus.
Katekismus mengatakan: Keluarga Kristen adalah:… suatu tanda dan citra persekutuan bapa, dan Putera dalam Roh Kudus (KGK 2205). Dan memang demikian istimewanya keluarga itu, karena kita semua pertama kali mengalami dan merasakan kasih dan pemeliharaan Allah Bapa di dalam kelurga di mana kita dilahirkan. Oleh karena itu keluarga secara istimewa disebut juga sebagai “tanda” dan “sarana”. Yaitu tanda dan bukti Allah selalu mengasihi dan memelihara kita, serta sarana dan tempat di mana Allah hadir dan mencurahkan berkat-Nya kepada kita.
Walaupun hidup dalam keluarga juga memiliki banyak tantangannya sendiri, yaitu ketika saat-saat sulit menimpa, dan kita dilanda kekuatiran dan ketakutan, serta mencari berbagai penyelesaian yang seringkali tidak habis-habisnya. Segala ketakutan dan kekuatiran yang kita alami dalam keluarga, sejatinya adalah masa-masa di mana Tuhan sedang tidak hadir di dalam keluarga kita. Marilah kita belajar dari Maria dan Yusuf, yang dalam ketakutan dan kekuatiran mereka, mereka mencari penyelesaian masalah mereka di rumah Tuhan.
Paus Fransiskus juga secara khusus menekankan agar kita juga turut memikirkan dan mendoakan para pengungsi dan imigran, yang secara khusus mengalami cobaan berat dan kehilangan keluarga. Marilah kita mendoakan mereka bersama-sama bunda Maria yang juga pernah mengalami ketakutan besar akan kehilangan keluarganya, yaitu Yesus Kristus, agar mereka mendapatkan kembali tempat berlabuh yang aman dalam hidup mereka, khususnya dalam rumah Bapa. [aj]