Prapaskah III St Noel Pinot, St Serapion

Hos 6:1-6; Mzm 51:3-4.18-19.20-21ab; Luk 18:9-14.
Prapaskah III St Noel Pinot, St Serapion
“AKU menyukai kasih setia, dan bukan kurban sembelihan. Aku menyukai pengenalan akan Allah, lebih daripada kurban-kurban bakaran" demikian Hosea menangkap makna kehendak Allah. Bagi Hosea, hubungan dengan Allah, termasuk pertobatan, tidak hanya cukup diungkapkan dengan memberikan kurban pepulih dosa. Asal kewajiban agama terlaksana, relasi dengan Allah sudahlah beres. Ini yang disebut dengan ekternalisme agama. Hosea mau menekankan internalisasi hidup beriman yang benar-benar terwujud dalam cara hidup orang beriman.
Dalam masa prapaska ini, kitapun diundang untuk menghayati hidup beriman bukan hanya dengan kegiatan dan ritual karena kebiasaan. Tidak cukup bagi Tuhan, sikap asal sudah dilaksanakan. Tuhan Yesus mengajarkan kepada kita bukan hukum baru dalam hidup beragama, tetapi cara baru dalam penghayatan hidup beragama yang menekankan aspek perubahan hati dan cara hidup. Yesus menolak ritualisme tanpa batin dan formalisme tanpa pendalaman. Bagi Yesus, hidup beriman harus mengubah arah hidup orang sepadan dengan sifat dan kehendak Allah sendiri.
Bahaya eksternalisme beriman juga dapat diterapkan dalam relasi suami isteri, atau relasi dalam keluarga secara lebih luas. Banyak waktu, acara, kegiatan, hadiah kita berikan untuk orang-orang yang kita kasihi. Tetapi semuanya itu tanpa makna/tidak ada artinya jikalau kita tidak membenahi relasi dan membangun intimitas. Jika ada intimitas dan relasi yang mendalam, tindakan sesederhana apapun akan mempunyai makna yang mendalam dan berdampak pada relasi.
Doa
Ya Bapa, ajarlah aku untuk hidup di dalam kasih setia dan ikatan yang kuat denganMu serta hidup seturut dengan kehendakMu. Amin
(Mari mendoakan para petugas medis yang berjuang untuk pasien terdampak virus: 3x Salam Maria)




