Seri 45: BERIMAN DALAM ROH KUDUS
Seri 45
BERIMAN DALAM ROH KUDUS
Karya Roh Kudus adalah pengudusan. Tidak ada orang yang tahu, apa yang terdapat di dalam diri Allah selain Roh Allah (1 Korintus 2:11). Roh Allah itu adalah Roh Kudus yang mewahyukan Allah dan membuat kita mengenal Yesus Kristus, Sabda Allah yang hidup. Maka Roh Kudus mewahyukan Allah dengan pengantaraan Yesus Kristus, Sabda Allah yang kita dengarkan. Roh Kudus yang menyatakan Allah melalui Yesus Kristus bagi kita ini tidak berbicara dari diri-Nya sendiri (Yohanes 16:13).
Sikap rendah hati yang ilahi ini menjelaskan, mengapa dunia tidak dapat menerima-Nya karena dunia tidak melihat-Nya dan tidak mengenal-Nya, sedangkan mereka yang percaya kepada Yesus Kristus mengenal-Nya, karena Yesus Kristus menyertai mereka (Yohanes 14:17).
Jadi, Roh Kudus itulah yang menginspirasi Kitab Suci, yang memberi kita Tradisi, yang membimbing Magisterium Gereja, yang memberi kita kesatuan dengan Kristus melalui sakramen-sakramen, yang membela kita dalam doa, yang memberi kita krisma dan tugas pelayanan, yang mengilhami kehidupan apostolik dan misionaris, dan yang bersaksi melalui para kudus.
Yesus Kristus dan Roh Kudus bekerjasama. Roh adalah sungguh Allah. Roh Kudus sehakikat dengan Bapa dan Putra. Roh Kudus tidak dapat dipisahkan dari Bapa dan Putra, baik dalam kehidupan batin Allah Tritunggal dan dalam pekerjaan Tri Tunggal. Ketika Bapa mengutus Putra-Nya, Ia juga mengutus Nafas-Nya, karena itu adalah perutusan bersama, di mana Putra dan Roh Kudus berbeda satu dari yang lain, tetapi tidak dapat dipisahkan satu dari yang lain. Yesus Kristus tampak sebagai rupa yang kelihatan dari Allah yang tidak kelihatan. Roh Kuduslah yang mewahyukan Allah yang tidak kelihatan menjadi kelihatan dalam diri Yesus Kristus yang kelihatan.
Ketika Yesus Kristus dimuliakan, Ia akan mengirim Roh Kudus dari Bapa kepada mereka yang percaya kepada-Nya (Yohanes 7:19) dan Putra menyampaikan kemuliaan-Nya kepada mereka, artinya Ia memberikan Roh yang memuliakan Dia. Sejak itulah, perutusan bersama dinyatakan dalam anak-anak, yang telah diangkat oleh Bapa yang menyatukan Yesus Kristus dengan Roh Kudus.
Jadi, antara Yesus Kristus dan Roh Roh, tidak ada jarak. Sama seperti akal budi maupun pancaindra tidak melihat sesuatu antara permukaan badan dan minyak yang dioles di atasnya. Santo Gregorius dari Nisa, meneguhkan iman Gereja ini, bahwa komunikasi antara Yesus Kristus dan Roh Kudus itu sifatnya langsung, sehingga siapapun yang berkomunikasi dengan Yesus Kristus melalui iman, lebih dahulu berkomunikasi dengan minyak yang dioles pada tubuhnya.
Bersambung ... P. Tinus Sirken, O.S.C..