Seri 43
KRISTUS DATANG DALAM KEMULIAAN
Peristiwa kenaikan Yesus Kristus ke Surga mengandung makna bahwa Ia sekarang dalam kodrat manusiawi-Nya ikut serta dalam kekuasaan dan wewenang Allah. Yesus Kristus adalah Tuhan atas orang hidup maupun atas orang mati (Roma14:9) sebab Ia memiliki segala kekuasaan.
Yesus Kristus adalah Tuhan semesta alam dan sejarah. Dalam Dia sejarah manusia dan seluruh ciptaan kembali dipersatukan (Efesus 1:10) dan disempurnakan di bawah satu kepala. Meskipun Ia telah diangkat dan dimuliakan di dalam surga, namun Kristus tinggal di dunia dalam Gereja-Nya. Penebusan adalah sumber otoritas yang Kristus jalankan dalam Gereja-Nya berkat Roh Kudus. Gereja (=Kerajaan Kristus) yang sudah hadir dalam misteri adalah “benih dan awal Kerajaan Allah di dunia ini” (Lumen Gentium 3; 5).
Dalam Kristus kita masuk dalam “waktu yang terkahir” (1 Yohanes 2:18). Sudah tibalah bagi kita akhir zaman (1 Korintus 10:11). Pembaharuan dunia telah ditetapkan, tak dapat dibatalkan, dan secara nyata mulai terlaksana di dunia ini. Gereja ditandai kesucian yang sesungguhnya meskipun tidak sempurna (Lumen Gentium 48). Kerajaan Kristus menunjukkan kehadiran-Nya melalui tanda-tanda ajaib (Markus 16:17-18) yang mengiringi pewartaan Gereja.
Kerajaan Kristus akan secara sempurna digenapi ketika Kristus kembali sebagai Raja. “Pada waktu itu orang akan melihat Anak Manusia datang dalam awan dengan segala kekuasaan dan kemuliaan-Nya” (Lukas 21:27). Kerajaan Kristus masih diserang oleh kekuatan-kekuatan jahat, walaupun sebenarnya sudah dikalahkan oleh Paskah Kristus. Maka orang Kristiani berdoa terutama dalam perayaan Ekaristi momohon “datanglah Tuhan Yesus Kristus” (Wahyu 22:20).
Gereja akan masuk ke dalam kemuliaannya yang terakhir hanya dengan mengingikuti Tuhannya melalui kematian dan kebangkitan-Nya. Ini tidak akan menjadi kemenangan historis Gereja, tetapi kemenangan Allah dalam perjuangan akhir melawan yang jahat. Dalam kemenangan ini Kristus akan turun dari surga.
Yesus Kristus mengumumkan pengadilan terakhir yang menyatakan prilaku setiap pribadi dan isi hati yang paling rahasia dari setiap orang. Sikap terhadap sesama akan menunjukan, apakah orang menerima atau menolak rahmat dan cinta Allah. Yesus akan mengatakan, “segala sesuatu yang kamu lakukan untuk salah seorang dari saudara-Ku yang paling hina ini, kamu telah melakukannya untuk Aku” (Matius 25:40).
Dengan kematian-Nya, Yesus Kristus memiliki hak untuk menghakimi semua manusia. Bapa menyerahkan seluruh pengadilan kepada Putra-Nya (Yohanes 5:22). Putra datang untuk menyelamatkan dan untuk memberikan kehidupan yang ada pada-Nya (Yohanes 3:17). Mereka yang menolak rahmat Kristus, telah mengadili dirinya sendiri untuk selamanya.
Bersambung ... P. Tinus Sirken, O.S.C..