Bacaan I : Mal 3:1-4; Bacaan II : Ibr 2:14-18;
Bacaan Injil : Luk 2:22-40.
Taat dalam Kegagalan, Menjadi Penjala Manusia dalam Iman
Bacaan Injil hari ini mengisahkan Yesus yang memanggil murid-murid-Nya pertama kali pada awal pelayanan Yesus di Galilea, sebuah wilayah di utara Israel yang dikenal sebagai daerah nelayan. Galilea merupakan daerah yang subur dan ramai, juga merupakan sebagai pusat aktifitas ekonomi, terutama sektor perikanan. Simon Petrus, Yakobus, dan Yohanes adalah nelayan-nelayan di danau ini, dan pekerjaan mereka menuntut sebuah ketekunan, dan keterampilan, tetapi juga pekerjaan ini sangat dipengaruhi oleh faktor alam, seperti cuaca dan musim yang terjadi. Dalam masyarakat Yahudi, profesi nelayan tidak dianggap sebagai profesi bergengsi.
Kisah pemanggilan justru terjadi saat Simon Petrus dan teman-temannya telah berlayar semalaman namun tidak mendapatkan ikan. Kemudian Yesus meminta Simon untuk menebarkan jala sekali lagi, dan meski ragu, ia memilih untuk taat pada perintah Yesus. Hasilnya luar biasa: jala mereka penuh dengan ikan hingga hampir robek. Melihat hal ini, Simon tersungkur di depan Yesus dan berkata, "Tuhan, pergilah dari padaku, karena aku ini orang berdosa." Namun, Yesus justru mengajaknya untuk menjadi penjala manusia.
Sejalan dengan kisah Simon adalah kisah Nabi Yesaya dalam bacaan pertama, yang melihat Allah dalam kemuliaan-Nya (Yes 6:1-4). Yesayapun menyadari keberdosaannya dan merasa dirinya akan celaka. Namun melalui Serafim, Allah mengampuni dosa-dosanya. Setelah itu, Yesaya siap menerima tugas perutusannya.
Dalam bacaan kedua rasul Paulus juga merasakan ketidaklayakan dalam dirinya. Dia menyebut dirinya sebagai yang paling hina dari semua rasul, sebab aku telah menganiaya Jemaat Allah (1Kor 15:9). Namun kepada jemaatnya di Korintus dia menulis bahwa dia berada dalam keadaan pada waktu itu karena kasih karunia Allah (ay. 10)
Terkadang kita seperti Simon Petrus, Paulus dan Nabi Yesaya yang merasa tidak layak atau tidak mampu, tetapi ketika Tuhan memanggil, panggilan itu justru bermakna untuk perkembangan iman dan hidup kita. Ketika Tuhan memanggil, tentu Dia sudah tahu kemampuan, dan kekuatan kita. Panggilan Yesus kepada Simon untuk menjadi "penjala manusia" juga mengingatkan kita akan misi kita sebagai umat Katolik: membawa kabar baik kepada sesama, terutama di tengah tantangan zaman ini.
Mari kita belajar dari ketiga tokoh bacaan liturgi hari ini untuk taat dan percaya, bahkan ketika situasi terlihat mustahil. Dengan iman, kita akan melihat karya Tuhan yang ajaib dalam hidup kita dan menjadi alat-Nya untuk menjangkau orang lain. [CL]