Bacaan I : Mal 3:1-4; Bacaan II : Ibr 2:14-18;
Bacaan Injil : Luk 2:22-40.
SEBUAH PENANTIAN AKAN KESELAMATAN
Hari ini Gereja merayakan Pesta Yesus Dipersembahkan di Kanisah/Bait Allah. Dalam bacaan Injil hari ini, Lukas mengisahkan saat Yosef dan Maria membawa bayi Yesus ke Bait Allah. Hal ini sesuai dengan hukum Taurat yang menyebutkan bahwa semua anak laki-laki sulung harus dikuduskan bagi Allah. Lukas mengangkat kisah perjumpaan keluarga kudus dengan dua orang tokoh yang mereka jumpai di Bait Allah.
Tokoh yang pertama adalah Simeon yang dengan ilham Roh Kudus, menyambut dan menatang bayi Yesus sambil memuji Allah. Dalam nyanyian pujian itu, Simeon memuji Allah dan mengakui bahwa matanya telah melihat keselamatan Allah dalam diri Yesus. Simeon menyebut Yesus, "terang bagi segala bangsa" (ay. 32). Sebuah ungkapan iman yang luar biasa sebagai penegasan bahwa Allah menyelamatkan, bukan hanya satu bangsa saja melainkan seluruh umat manusia. Simeon adalah orang yang menantikan penghiburan bagi Israel. Ia tidak pernah berhenti berharap, meskipun harapan itu sepertinya sia-sia. Ia tetap menaruh kepercayaan bahwa Allah tidak akan melupakan umat-Nya.
Simeon menyampaikan nubuatnya kepada Maria "Sesungguhnya Anak ini ditentukan untuk menjatuhkan atau membangkitkan banyak orang di Israel dan untuk menjadi suatu tanda yang menimbulkan perbantahan..” (ay. 34) Hal ini sesuai dengan nubuat Maleakhi bahwa kedatangan-Nya akan membawa pemurnian (Mal 3:3) dalam bacaan pertama hari ini.
Simeon juga menubuatkan bahwa apa yang dilakukan Yesus akan membawa kesedihan bagi Maria (ay.35) yang puncaknya saat ia melihat Putranya disalibkan dan mati dengan cara yang sangat menyakitkan. Dalam bacaan kedua penulis surat kepada orang Ibrani menegaskan bahwa “oleh kematian-Nya Ia memusnahkan dia, yaitu Iblis, yang berkuasa atas maut;” (Ibr 2:14).
Tokoh yang kedua adalah seorang wanita bernama Hana. Ia adalah janda yang telah berusia lanjut. Hana disebut tidak pernah meninggalkan Bait Allah. Aktivitasnya adalah berpuasa dan berdoa. Perjumpaannya dengan bayi Yesus membuat Hana mengucap syukur kepada Allah dan memberikan kesaksian kepada semua orang (ay.38).
Simeon dan Hana adalah teladan dari sebuah pesan akan penantian akan keselamatan. Saat Simeon melihat keselamatan yang dijanjikan mengingatkan kita akan pentingnya bersabar dan percaya pada Allah. Sementara itu Hana yang berbicara kepada semua orang yang menantikan pembebasan bagi Yerusalem mengajak kita untuk menjadi saksi Kristus. Sudah siapkah kita meneladani kedua tokoh ini? [CL]