Jumat, 10 Februari 2012      

St.Skolastika

1 Raja-Raja. 11:29-32; 12:19

Mazmur. 81:10-11ab, 12-13, 14-15

Markus. 7:31-37

 “Ia menjadikan segala-galanya baik...”

(Markus 7:37)

MASA sekolah menengah, entah SMA ataupun SMP adalah masa penemuan jati diri bagi kita semua. Banyak pertanyaan aneh muncul dalam benak kita, banyak prasangka, pikiran dan dugaaan yang tidak berdasar bermunculan. Hal-hal tersebut terkadang memicu kebencian yang tidak beralasan. Tidaklah belebihan kalau diantara kita pada masa-masa ini merasa bahwa orang tua kita kurang menyayangi, tidak perhatian dan tidak mau mengertikita.Melihat semua ini, banyak orang yang memilih untuk menutup diri dan tidak mempedulikan lingkungan sekitar. Singkat kata, kalau memakai bahasa keren saat ini, kita menjadi lebih autis.

Sebetulnya, apakah benar orang tua kita tidak mengerti? Kalau dipikir, mereka juga pernah muda seperti kita, seharusnya mereka mengerti apa yang sedang kita alami. Apakah benar orang tua kita tidak sayang? Mungkin kita sendiri yang sebenarnya memilih untuk menjauh. Teman-teman, sebelum kita tenggelam dalam kekecewaan dan frustrasi terhadap suatu keadaan, ada baiknya kalau kita melakukan check, recheck dan crosscheck terlebih dahulu. Pikirkan baik-baik apa maksud kejadian ini dalam hidup kita, dan apabila semuanya tetap buntu, masuklah ke kamar, tutup mata dan berdoalah, minta agar Tuhan berkata Efata (yang berarti, terbukalah) kepada hati, pikiran dan jiwa kita agar damai sejahtera senantiasa ada di hati kita.[718]

Apakah aku sering mengambil kesimpulan secara dangkal…?

DOA(†)

Tuhan, aku berterima kasih atas banyak kebaikan, berkat dan rancangan-Mubagi hidupku.Amin(†)

Rabu, 8 Februari 2012

1 Raja-Raja 10:1-10

Mazmur37:5-6,30-31,39-40

Markus 7:14-23

PASTI pada bertanya-tanya apa sich hubungannya antara Captain America dengan renungan kali ini… Kalau pada nonton film ini, pasti tahu apa yang telah dilakukan Steve Rogers (Captain America) pada saat team-nya dilempari granat mainan… Di saat semua rekannya berlari menghindar, Steve dengan berani berlari ke arah bom dan menjatuhkan dirinya menutupi bom tersebut agar ledakannya tidak mengenai rekan-rekannya…

Mmm… apa yang bisa kita ambil dari sepotong sinopsis di atas? Tindakan beraninya Steve? Kalau itu yang diambil pasti banyak yang komplain kalau itu adalah tindakan bodoh… tindakan bunuh diri… bla… bla… ‘tul ga? JYang mau kita ambil di sini adalah apa yang keluar dari dalam hatinya, Steve begitu memperhatikan dan melindungi sesamanya.

Di dalam lingkungan keluarga… seringkali kita juga seperti rekan-rekan Steve yang menghindar saat menghadapi masalah. Saat saudara kita bertengkar, kita tidak mau tahu… Atau… bahkan mungkin kita sendiri yang bertengkar dan tidak pernah mau mengalah… Apa sich susahnya mengalah? Tuhan sudah mengingatkan kepada kita hari ini, “Apapun dari luar, yang masuk ke dalam seseorang, tidak dapat menajiskannya, tetapi apa yang keluar dari seseorang, itulah yang menajiskannya."  (Markus 7:14-15), oleh karena itu, berhati-hatilah dengan semua tindakan dan ucapan kita… Tuhan memberkati…[pj]

Manakah pilihanmu? Menjadi seperti Steve atau seperti rekan-rekannya?

DOA (†)

Tuhan, sertai kami selalu agar apa yang keluar dari dalam diri kami merupakan gambaran dari pada-Mu. Amin(†)

Selasa, 7Februari 2012

1 Raja-Raja 8:22-23,27-30

Mazmur 84:3.4.5.10.11

Markus 7:1-13

“Bangsa ini memuliakan Aku dengan bibirnya, padahal hatinya jauh dari pada-Ku.“

(Markus 7:6)

HARI Yesus menegur orang Farisi dan ahli-ahli Taurat. Mereka mengabaikan perintah Allah dan berpegang pada adat istiadat (Markus 7:8). Bagaimana dengan kita teman- teman? Apakah kita benar-benar melaksanakan perintah-Nya? Atau kita tampak kudus namun sebenarnya hati kita jauh dari pada-Nya?

Teman saya mengingatkan saya tentang motivasi pelayanan saya. Apakah benar- benar untuk memuliakan Tuhan? Atau mungkin tanpa kita sadari untuk kepentingan lain? Sudah jugakah kita benar- benar melayani Tuhan dan sesama?

(Markus 7:6) juga mengingatkan saya akan perkataan seorang pewarta bahwa terkadang kita terlalu sibuk pelayanan hingga kita tidak punya waktu pribadi dengan Tuhan, tidak sempat doa pribadi maupun saat teduh. Bagaimana dengan teman-teman? Semoga Allah selalu berkenan kepada kita. [eS]

Setiap hari, adakah waktu ku untuk saat teduh?

DOA(†)

Tuhan, mampukan aku melakukan perintah-Mu untuk kemuliaan-Mu. Biarlah kami selalu dekat pada-Mu. Amin(†)


Sumber: Renungan Harian imagoDei