Bacaan I : Kis. 13:14,43-52; Bacaan II : Why. 7:9,14b-17;
Bacaan Injil : Yoh. 10:27-30.
DIPANGGIL UNTUK DIUTUS
Kabar sukacita pertama kali diwartakan kepada orang-orang Yahudi namun mereka menolaknya. Penolakan ini berarti juga penolakan mereka terhadap kehidupan kekal. Meski ditolak oleh orang-orang Yahudi, Firman Allah tetap harus diberitakan. Kali ini kepada bangsa-bangsa lain. Berbeda dengan orang-orang Yahudi yang menolak, bangsa-bangsa lain yang tidak mengenal Allah justru menerimanya dan memuliakan Allah. Itulah yang dialami oleh Paulus dan Barnabas dalam perjalanan mereka ke Anthiokia yang di Pisidia.
Rasul Yohanes yang mendapat pengelihatan di pulau Patmos menuliskannya di dalam kitab Wahyu bahwa dia melihat suatu kumpulan besar orang banyak yang tidak dapat terhitung banyaknya, dari segala bangsa, suku, umat dan bahasa, berdiri di hadapan takhta dan di hadapan Anak Domba.. (Why 7:9). Kesaksian ini mengkonfirmasi bahwa keselamatan memang tidak eksklusif untuk orang-orang Yahudi saja, melainkan bagi bangsa-bangsa lain yang mau menerima Yesus Kristus yang dilambangkan dengan Anak Domba.
Apa yang didapatkan dengan mengikuti Yesus? Tentu jaminan keselamatan kekal. Bacaan Injil hari ini menegaskan hubungan antara Yesus dengan para pengikut-Nya yang dikiaskan seperti gembala dengan domba-domba-Nya. Hubungan antara gembala dan domba telah digunakan di dalam kitab-kitab Perjanjian Lama untuk menggambarkan relasi Allah dengan bangsa Israel. Yesus kembali menggunakan hubungan ini dan menegaskan bahwa tugas seorang gembala adalah membawa domba-domba-Nya kepada keselamatan (Yoh 10:28). Selain menunjukkan relasi erat antara Yesus dengan domba-domba-Nya, Yesus juga menyatakan bahwa diri-Nya dengan Bapa adalah satu.
Semangat pewartaan yang dilakukan Paulus dan Barnabas merupakan teladan bagi kita. Walaupun banyak penolakan, mereka tidak menyerah dan terus mengajarkan kebenaran akan Yesus Kristus sang Mesias, yang memberikan harapan dan janji keselamatan bagi siapa saja yang percaya kepada-Nya. Terlebih saat ini dunia sedang tidak baik baik saja, tetapi janji Yesus tidak berubah. Demikian pula relasi-Nya dengan kita dan juga dengan Bapa. Dalam suasana sukacita Paskah, seperti Paulus dan Barnabas yang diutus untuk menjadi terang bagi bangsa-bangsa agar membawa keselamatan sampai ke ujung bumi, begitu juga kita dipanggil untuk diutus mewartakan firman dan kasih Allah bagi keselamatan domba-domba Kristus. [MDR]