Bacaan I : Ul. 6:2-6; Bacaan II : Ibr. 7:23-28;
Bacaan Injil : Mrk. 12:28b-34.
TELADAN KASIH
Dalam sejarah panjang perjalanan bangsa Israel, ketidaktaatan kepada TUHAN menjadi salah satu penyebab jatuhnya mereka ke dalam dosa. Ini dimulai sejak mereka keluar dari Mesir, Israel kerap menduakan Allah yang membebaskan mereka dari perbudakan negeri itu. Ketika generasi baru Israel bersiap memasuki tanah Kanaan, Musa berpesan kepada mereka agar mengasihi TUHAN dengan segenap hati, segenap jiwa dan segenap kekuatan (Ul 6:5). Ini dimaksudkan agar Israel tidak mengulang kesalahan dari generasi sebelumnya yang tidak taat dan tidak setia kepada Allah.
Shema Yisrael Adonai Eloheinu Adonai Ehad [Dengarlah hai orang Israel, TUHAN itu Allah kita, TUHAN itu esa – Ul 6:4] merupakan kredo bagi orang Israel. Maka demikianlah dalam percakapan dengan seorang ahli Taurat, Yesus menyebutkan mengasihi Allah sebagai hukum yang terutama. Hukum yang kedua, tidak kalah penting yaitu mengasihi sesama. Si ahli Taurat memberi tanggapan yang mengesankan dengan mengatakan bahwa mengasihi Allah dan sesama jauh lebih utama dari kurban bakaran dan kurban sembelihan [Mrk 12:33]. Yesus memuji cara berpikir si ahli Taurat dan mengatakan bahwa si ahli Taurat tidak jauh dari Kerajaan Allah.
Sebuah perintah tentu tidak cukup hanya didengar, namun perlu ditaati dan dilakukan. Yesus Kristus adalah teladan utama bagi ketaatan kepada Bapa-Nya dan kasih kepada seluruh umat manusia. Penulis surat kepada orang Ibrani menyebut-Nya sebagai Imam Besar. Sebutan ini bukan hanya jabatan semata, namun disematkan karena apa yang telah dilakukan-Nya. Membandingkan dengan imam besar lainnya yang mempersembahkan kurban untuk dosanya sendiri sendiri kemudian baru untuk dosa umatnya, Yesus justru mempersembahkan diri-Nya sebagai kurban [Ibr 7:27]. Ini adalah sebuah bentuk kasih yang paling besar.
Buah karya Yesus menginspirasi banyak orang. Salah satunya adalah Santo Yohanes Paulus II. Dia merupakan teladan bagi umat Katolik dalam mencintai Tuhan dan sesama. Selama hidupnya, dia menunjukkan dedikasi yang luar biasa dalam mengajarkan nilai-nilai Kristen dan kasih kepada Tuhan. Selama masa kepausannya, ia banyak berkeliling dunia, bertemu dengan berbagai orang dan memberikan pesan tentang damai, kasih, dan keadilan.
Dunia masih terus membutuhkan teladan-teladan kasih. Kita semua diundang menjadi salah satunya. Mari kita terus berusaha untuk menjadi pribadi yang mengasihi Tuhan dan sesama. (CT)