Bacaan I : Keb. 2:12,17-20; Bacaan II : Yak. 3:16-4:3;
Bacaan Injil : Mrk. 9:30-37.
Omnia in Caritate
Bagi bangsa Indonesia, tahun 2024 ini juga dikenal sebagai “tahun pesta demokrasi”. Seluruh rakyat Indonesia bersama-sama memilih para pemimpin untuk lima tahun ke depan. Pada hakekatnya pemimpin adalah pelayan rakyat, mereka dipilih oleh rakyat dan digaji oleh pajak yang dibayarkan rakyat kepada negara. Di pundak merekalah perjalanan bangsa ini akan ditentukan arahnya.
Dalam bacaan Injil hari ini, Yesus meluruskan cara pandang para murid yang memperdebatkan mengenai siapa yang terbesar dari antara mereka. Perdebatan ini tentu ingin mencari siapa yang layak menjadi pemimpin mereka. Bagi para murid sosok pemimpin tentu mempunyai kuasa dan wewenang yang besar serta pelbagai hak-hak istimewa lainnya. Namun Yesus mengoreksi cara berpikir mereka. "Jika seseorang ingin menjadi yang terdahulu, hendaklah ia menjadi yang terakhir dari semuanya dan pelayan dari semuanya." Demikian sabda-Nya kepada para murid.
Dalam konteks duniawi, apa yang di dalam pikiran para murid ini dapat dipahami. Karena yang terjadi adalah bahwa seorang pemimpin merupakan seorang penguasa. Namun pikiran para murid ini kemudian dimurnikan oleh Yesus dengan mengatakan bahwa kehormatan dan kemuliaan bukan terletak pada kedudukan seseorang, tetapi terletak pada sikap melayani orang lain.
Lalu bagaimana bisa memiliki sikap melayani orang lain? Dalam bacaan kedua, surat Yakobus menegaskan bahwa seseorang harus menunjukkan perbuatannya dalam kelemahlembutan yang lahir dari hikmat. Tapi bukan hikmat yang lahir dari dunia melainkan dari surga. Yakobus juga mengingatkan bahwa sengketa dan pertengkaran lahir dari hawa nafsu yang juga dapat membuat doa tidak terkabul (Yak 4:3).
Sadar atau tidak sadar, kita juga sering terjebak di dalam pemikiran para murid. Kita mau menjadi seorang pemimpin karena mau menjadi yang terbesar, terdepan, terkenal dan hawa nafsu keduniawian lainnya. Kembali kepada pesan Yesus hari ini adalah “yang terbesar harus menjadi pelayan bagi semua orang”. Kita akan menjadi besar ketika kita melakukan semua kerja atas dasar kasih, seperti yang dikatakan oleh St. Paulus “Omnia in Caritate”. Jadilah pemimpin yang melayani dengan kasih. Sanggupkah kita?