Bacaan I : Ul. 4:1-2,6-8; Bacaan II : Yak. 1:17-18,21b-22,27;
Bacaan Injil : Mrk. 7:1-8,14-15, 21-23.
PELAKU FIRMAN
Sebuah komunitas memang membutuhkan kesepakatan-kesepakatan bersama agar semua aktivitas yang dilakukan dapat berjalan dengan baik. Empat puluh tahun bangsa Israel mengembara di padang gurun dalam perjalanan menuju tanah terjanji. Generasi pun telah berganti. Maka Allah merasa perlu untuk menyampaikan ketetapan dan peraturan sebagai bekal hidup di tanah terjanji. Peraturan yang telah ditetapkan Allah bagi mereka adalah adil bagi seluruh bangsa (Ul 4:8). Karena itu Allah melarang mereka untuk menambah dan mengurangi apa yang telah diperintahkan. Bangsa Israel cukup melakukan apa yang diperintahkan Allah dengan setia. Ini semua dimaksudkan agar bangsa Israel menjadi bangsa yang bijaksana dan berakal budi (Ul 4:6)
Dalam perjalanan panjang bangsa Israel ternyata mereka tidak patuh dengan apa yang Allah perintahkan. Inilah yang dikritik oleh Yesus atas sikap orang Farisi dan ahli Taurat, karena mereka berpegang pada perintah manusia daripada perintah Allah (Mrk 7:8). Itu yang dikisahkan dalam bacaan Injil hari ini. “Perintah Allah kamu abaikan untuk berpegang pada adat istiadat manusia“ merupakan kesimpulan cara hidup mereka, bahwa mereka memuliakan Tuhan dengan bibirnya, padahal hatinya jauh dari Tuhan. Percuma beribadah kepada Tuhan, sedangkan ajaran yang diajarkan ialah perintah manusia.
Apa yang dikatakan Yesus dapat menjadi refleksi bagi kita semua. Yesus menghendaki kita untuk prioritaskan kehendak Allah atau perintah Allah, senantiasa menomorsatukan Allah, rencana dan kehendakNya sehingga terciptalah kehidupan bersama yang lebih baik. Artinya bahwa melibatkan Allah dalam setiap bagian atau rutinitas hidup kita.
Hari ini merupakan peringatan Hari Minggu Kitab Suci Nasional. Kita “memiliki” seluruh rencana Allah kepada kita semua di dalam Kitab Suci. Di situlah terletak seluruh pesan-pesan dan kehendak Allah tertulis, yaitu mewarisi kebahagiaan-Nya kepada kita semua. Namun pesan-pesan itu hanyalah sebuah rangkaian kata-kata mati jika kita tidak menghidupinya. Di dalam bacaan kedua, Yakobus menulis bahwa kita harus menjadi pelaku firman, bukan hanya mendengar saja (Yak 1:22). Selain itu kita dituntut untuk menjadi pelaku firman yang setia agar kita menjadi anak-anak-Nya yang bijaksana dan berakal budi.
Selamat memasuki Bulan Kitab Suci 2024. Selamat merenungkan firman-Nya dan menjadi pelaku firman yang setia! Semoga Tuhan memberkati kita semua, keluarga dan komunitas kita. (MSH)