Bacaan I : Yos. 24:1-2a,15-17,18b; Bacaan II : Ef. 5:21-32;
Bacaan Injil : Yoh. 6:60-69.
MERAWAT KESETIAAN MENGIKUTI YESUS
Corrie ten Boom, seorang perempuan Kristen Belanda dikenal karena keberanian dan kesetiaannya mengikuti Yesus di tengah penganiayaan selama Perang Dunia II. Pada tahun 1944, Corrie, bersama kakak dan ayah mereka, dipenjara, dan kemudian dikirim ke kamp konsentrasi Ravensbrück di Jerman oleh Gestapo. Di sana mereka menghadapi kondisi yang sangat mengerikan, seperti kelaparan, penyakit, dan kekerasan. Di tengah penderitaan, mereka tetap setia mengikuti Yesus dan terus menguatkan iman mereka. Sang ayah dan kakak meninggal di kamp. Setelah perang berakhir, Corrie dibebaskan dan kembali ke Belanda. Ia kemudian memulai pelayanan untuk membantu korban perang dan penganiayaan. Corrie membuka rumah perawatan untuk orang-orang yang terluka dan berbicara di seluruh dunia tentang pengampunan dan kasih Yesus.
Bacaan Injil hari ini berkisah tentang keduabelas rasul yang tetap setia pada Yesus meskipun ajaran-Nya sulit dipahami. Saat itu banyak murid yang menganggap ajaran Yesus tentang diri-Nya sebagai roti hidup yang turun dari surga adalah ajaran yang keras dan sulit diterima. Akhirnya, banyak murid yang memilih meninggalkan Yesus karena tidak dapat menerima ajaran-Nya. Namun, ketika Yesus bertanya kepada kedua belas rasul, "Apakah kamu tidak mau pergi juga?" Simon Petrus menjawab, "Tuhan, kepada siapakah kami akan pergi? Perkataan-Mu adalah perkataan hidup yang kekal" (Yoh 6:67-68).
Selaras dengan itu, dalam bacaan pertama, dikisahkan Yosua mengumpulkan seluruh suku Israel dan mengingatkan mereka akan kesetiaan Tuhan yang telah membawa mereka keluar dari perbudakan di Mesir dan memberi mereka tanah yang dijanjikan. Yosua menantang bangsa Israel untuk memilih siapa yang akan mereka layani: Tuhan atau dewa-dewa yang disembah nenek moyang mereka. Bangsa Israel menjawab dengan teguh bahwa mereka akan setia kepada Tuhan yang telah menyelamatkan mereka.
Kesetiaan diilustrasikan dengan indah oleh Paulus yang menggambarkan hubungan antara suami dengan istri laksana Kristus dengan jemaat-Nya. Dalam suratnya kepada Jemaat di Efesus, Paulus menyampaikan bahwa Istri harus tunduk kepada suami seperti jemaat yang tunduk pada Kristus. Sementara suami harus mengasihi istri seperti Kristus juga mengasihi jemaat-Nya.
Ibu Teresa dari Kalkuta pernah berujar “Saya tidak berdoa meminta kesuksesan, melainkan kesetiaan.” Di tengah arus budaya dan perkembangan zaman yang penuh dengan tantangan ini, kesetiaan kepada Kristus adalah sesuatu yang terus menerus harus diperjuangkan dan dirawat. Kesetiaan kepada Kristus adalah keutamaan kristiani. Sudahkan anda menjaganya dengan baik? (KRS)