Bacaan I : 1Raj. 19:4-8; Bacaan II : Ef. 4:30-5:2;
Bacaan Injil : Yoh. 6:41-51.
MENGALAMI KASIH-NYA MELALUI EKARISTI
Para chef di zaman now sungguh kreatif. Mereka membuat aneka roti dengan cita rasa yang bermacam-macam, mulai dari rasa buah-buahan, teh, kopi, kacang-kacangan, keju sampai rasa daging. Tentu saja, setiap rasa roti punya penggemarnya. Setiap rasa memberikan kenikmatan tersendiri. Walaupun demikian, dari semua roti hasil kreasi para chef itu, belum pernah ada rasa roti yang mampu membuat orang yang memakannya bisa menikmati hidup abadi.
Dalam bacaan Injil hari ini, Yesus menyatakan bahwa Dia adalah roti yang hidup yang telah turun dari surga. Sesuai dengan namanya roti ini akan mengaruniakan kehidupan kekal bagi mereka yang memakannya. Pernyataan Yesus mengejutkan banyak orang pada saat itu. Yesus mengajarkan bahwa Dialah sumber kehidupan yang sejati, makanan rohani yang memelihara jiwa dan membawa kepada kehidupan kekal. Mengikuti Yesus dan menerimaNya berarti menerima hidup yang sejati, yang melampaui kehidupan fisik yang sementara.
Roti dari surga yang mengaruniakan kehidupan juga dikisahkan pada bacaan pertama yang mengangkat cerita Elia saat lari dari kejaran Ratu Izebel. Setelah mengalami kelelahan dan keputusasaan yang mendalam, Elia meminta kepada Tuhan agar Dia mengambil nyawanya. Namun, Tuhan mengutus malaikat-Nya untuk memberi Elia makanan dan minuman, yang mampu membawa Elia berjalan empat puluh hari empat puluh malam hingga mencapai gunung Horeb, gunung Allah.
Ekaristi adalah salah satu sakramen yang paling penting dalam Gereja Katolik, di mana roti dan anggur diubah menjadi tubuh dan darah Kristus. Ini adalah penggenapan dari apa yang Yesus katakan dalam Yoh 6:51. Dalam setiap perayaan Ekaristi, umat Katolik diundang untuk datang dan menerima roti hidup yang turun dari surga. Roti ini bukan hanya sekadar makanan fisik, tetapi juga makanan rohani yang memberikan kekuatan Rohani dan kehidupan kekal.
Saat kita menghadapi masa-masa sulit dalam hidup, kita dapat menemukan kekuatan dalam Ekaristi. Dalam sakramen ini, Yesus hadir untuk memberi kita kekuatan yang kita butuhkan sekaligus mengajak kita untuk hidup di dalam kasih. Karena di dalam Ekaristi, Yesus mengasihi umat-Nya, termasuk saya dan anda. Dia telah menyerahkan diri-Nya sebagai persembahan dan korban yang harum bagi Allah seperti yang disampaikan Paulus di dalam suratnya kepada Jemaat di Efesus (Ef 5:2). Mari mengalami kasih-Nya melalui Ekaristi. (KRS)