Bacaan I : Yes. 45:1,4-6; Bacaan II : 1Tes. 1:1-5b;
Bacaan Injil : Mat. 22:15-21.
Comme La Roulette Carrée
Setelah bangsa Israel keluar dari Mesir di bawah pimpinan Musa, Allah mendidik mereka melalui serangkaian peraturan. Salah satunya adalah bagaimana memperlakukan sesamanya. Bacaan pertama mengisahkan perintah Allah untuk melindungi orang asing, janda dan yatim piatu. Bahkan Allah sendiri yang menghukum siapa saja yang menindas mereka (Kel 22:24). Perlakuan terhadap sesama dicontohkan dalam situasi yang lebih konkrit yaitu tidak membebankan bunga hutang (ay.25) dan mengembalikan jubah yang digadaikan sebelum matahari terbenam (ay.26). Jubah ini merupakan penghangat badan di kala malam hari. Pesan dari bacaan pertama ini adalah tidak menindas apalagi mengambil keuntungan dari mereka yang menderita.
Kehidupan orang beriman haruslah mampu menjadi teladan, patut ditiru atau baik untuk dicontoh. Dalam surat pertama kepada Jemaat di Tesalonika, Paulus memuji mereka karena mereka telah menjadi teladan untuk semua orang yang percaya di wilayah Makedonia dan Akhaya (1Tes 1:7). Apa yang dilakukan Jemaat Tesalonika sehingga mereka menuai pujian dari Paulus? Rupanya dalam kehidupan menggereja Jemaat Tesalonika telah mengikuti teladan Paulus dan berbalik dari berhala-berhala kepada Allah untuk mengabdi kepada Allah yang hidup dan benar, serta menantikan kedatangan Yesus.
Bacaan Injil hari ini berkisah tentang dialog Yesus dengan seorang ahli Taurat mengenai Hukum Yang Terutama. Ahli Taurat ini mempunyai maksud untuk menjebak Yesus dengan menanyakan hal tersebut. Dia mengerti ada banyak sekali hal-hal yang diatur di dalam Taurat. Jawaban Yesus menegaskan dasar dari semua hukum adalah kasih. Yang pertama adalah mengasihi Allah dan yang kedua adalah mengasihi sesama. Jawaban ini sekaligus mengajarkan kepada si ahli Taurat dan juga orang-orang yang mendengarnya pada waktu itu. Karena selama ini mereka lebih sibuk bagaimana melaksanakan hukum Taurat namun lupa meletakkan kasih sebagai landasan utama.
Tema kasih tidak akan pernah habis dibahas. Karena manusia dengan segala pergumulan hidupnya sering kehilangan kasih. Dulu manusia mengasihi berhala-berhala dalam wujud patung dan sesembahan. Zaman sekarang manusia menolak dikatakan menyembah berhala karena tidak menyembah patung. Namun mereka menciptakan berhala-berhalanya sendiri seperti uang dan kekuasaan. Bagaimana dengan kasih terhadap sesama? Kekerasan dan penindasan sudah mendominasi berita-berita setiap hari. Korupsi dan nepotisme tetap tumbuh subur ditengah meriahnya ibadah.
Comme la roulette carrée atau seperti roda (berbentuk) persegi. Ungkapan dari Perancis yang artinya tidak bergerak kemana-mana sepertinya cocok untuk menggambarkan kondisi peradaban manusia saat ini. Bagaimana menurut Anda? (/rw).