Bacaan I : Yes. 55:6-9; Bacaan II : Flp. 1:20c-24,27a;
Bacaan Injil : Mat. 20:1-16a.
AN ATTITUDE OF GRATITUDE
Tiga bacaan hari ini sungguh memberikan pencerahan bahwa dalam menjalani hidup kita tidak dapat dipahami dengan pandangan ekonomi semata-mata. Kita perlu mengubah sikap dan cara pandang yaitu dengan lebih mengedepankan rasa syukur dalam setiap peristiwa yang terjadi di sepanjang perjalanan hidup kita.
Bagi umat beriman hidup ini bukanlah hasil dari usaha dan kekuatan manusia semata, melainkan ada campur tangan Tuhan. Nabi Yesaya yang diutus TUHAN untuk mewartakan pesan kepada bangsa Israel menegaskan bahwa sehebat apapun manusia dalam membuat rencana namun ”..rancangan-Ku bukanlah rancanganmu, dan jalanmu bukanlah jalan-Ku..” (Yes 55:8). Tuhan juga menegaskan bahwa rencana dan jalan-Nya untuk manusia jauh melampaui akal budi (ay 9).
Menarik untuk digarisbawahi pesan Rasul Paulus kepada jemaat di Filipi dalam bacaan kedua bahwa hidup ternyata juga untuk kemuliaan Tuhan “Kristus dengan nyata dimuliakan di dalam tubuhku, baik oleh hidupku, maupun oleh matiku“ (Flp 1:20c). Bagi Paulus hidupnya layak untuk disyukuri (ay 22), namun jika dia harus mati maka itu juga adalah keuntungan (ay 21) karena akan bersatu bersama Kristus.
Bacaan Injil hari ini mengajak kita merenung “berada di pihak manakah kita” – pekerja yang datang pertama atau yang terakhir? Posisi kita berdiri akan menentukan sikap kita terhadap si pemilik kebun anggur itu. Sikap pertama, terusiknya rasa keadilan, bahwa upah seharusnya sesuai dengan usaha yang diberikan oleh seorang pekerja. Bekerja dengan “full time” akan berbeda dengan “part time”. Dalam hal ini, si pemilik kebun anggur telah bersikap tidak adil. Sikap kedua, menyadari bahwa kemurahan hati/berbelas kasih melebihi rasa keadilan dengan tidak melanggar kesepakatan yang ada. Dari situasi ini terungkap adanya sikap iri hati bercampur rasa egois, jengkel, marah dan kecemasan pada pekerja lainnya yang takut tidak tercukupinya kebutuhan hidup. Sikap inilah yang kerap kali terjadi pada kehidupan manusia.
Melalu perumpamaan ini Yesus menawarkan satu sikap yaitu bersyukur atas kehidupan ini. Sebuah ajakan untuk merenung karena ternyata sikap bersyukur (an attitude of gratitude) bukan sifat manusia. Kita harus belajar bersyukur atas kebaikan yang kita terima dan juga kebaikan yang diterima oleh sesama. Sebab TUHAN itu baik kepada semua orang, dan penuh rahmat terhadap segala yang dijadikan-Nya.
Agar kemudian kita memahami bahwa bukan kebahagiaan yang membuat kita bersyukur – tetapi mampu bersyukur itu yang membuat kita bahagia. Sudahkah Anda bersyukur hari ini? (MS).