Bacaan I : Yeh. 33:7-9; Bacaan II : Rm. 13:8-10;
Bacaan Injil : Mat. 18:15-20.
PENJAGA KOMUNITAS
Sebuah wejangan Yesus tentang bagaimana seharusnya anggota jemaat hidup bersama dalam komunitas menjadi bacaan Injil hari ini. Komunitas itu bak sekumpulan ikan di kolam, memiliki berjuta sifat dan karakter serta latar belakang yang beragam. Sehingga konsekuensi logis dari keberagaman itu adalah potensi konflik yang timbul. Ada beragam karakter di dalamnya, yang sabar dan lapang hati untuk menerima masukan dan pendapat orang namun ada juga yang keras kepala, merasa paling benar.
Lalu bagaimana menghadapi pribadi-pribadi unik di dalam komunitas kita? Ketika ada anggota komunitas yang melakukan kesalahan atau berperilaku menyimpang dari tata kehidupan normal, kita tidak layak mempermalukan atau mempergunjingkannya. Yesus mengajarkan agar kita peduli kepada mereka yang berbuat salah dan mencoba menasihati lewat tahapan yang santun dan menghargai hidup bersama.
Pertama, ajaklah ia berbicara face to face, empat mata, menemukan akar permasalahan bersama-sama. Karena akar permasalahan tidak melulu dari kekeliruan objektif yang bersangkutan.
Kedua, pada permasalahan yang rumit dan sulit dimana tatap muka tidak berhasil, maka hadirkan saksi minimal dua orang. Karena, seorang saksi saja tidak cukup untuk menguatkan kesalahan. Maka dengan dua atau tiga orang saksi perkara itu tidak disangsikan.
Ketiga, jika yang bersangkutan masih tidak bisa menerima niat baik dari kehadiran dua atau tiga orang saksi yang berusaha membantu memperbaiki permasalahan itu, maka pandanglah dia sebagai orang yang tidak mengenal Allah. Karena dia tidak percaya akan kasih Allah yang hadir melalui para saksi.
Allah menginginkan kita untuk menjaga dan mendampingi komunitas di mana kita berada. Sebuah tugas yang pasti tidak mudah. Kita bisa belajar dari nabi Yehezkiel mempunyai tugas yang sangat berat dari Allah yaitu mendampingi bangsa Israel di pembuangan Babel. Allah terang-terangan menetapkannya sebagai penjaga Israel (Yeh 33:7) dan untuk itu Yehezkiel mempunyai tanggung jawab besar yaitu menegur mereka yang berbuat jahat agar bertobat.
Dalam melaksanakan tugas sebagai penjaga komunitas maka kasih adalah pilar penting yang harus dijaga. Kita bisa belajar dari rasul Paulus yang menulis surat kepada jemaat di Roma bahwa kasih itu tidak berbuat jahat kepada sesama. Mari kita menjaga komunitas-komunitas tempat dimana kita berada dengan penuh kasih, bukan hanya sebatas ucapan, namun terlebih adalah tindakan. (MS).