Bacaan I : 2Sam. 5:1-3; Bacaan II : Kol. 1:12-20; Bacaan Injil : Luk. 23:35-43.
Injil : Luk. 20:27-38
PERTOBATAN DI UJUNG AJAL
Di sebuah tempat yang dinamakan tempat tengkorak atau Golgota, terlihat sebuah pemandangan memilukan. Ada tiga orang yang tergantung di kayu salib. Mereka sedang meniti akhir hidup. Status mereka adalah penjahat. Dua orang memang penjahat murni dan satu orang dianggap atau dituduh sebagai penjahat karena mengaku sebagai Mesias dan Raja orang Yahudi. Di saat hiruk pikuk hinaan dan celaan terlontar dari mulut orang-orang yang menonton, terjadi dialog antara mereka.
Salah satu penjahat berbicara kepada si Mesias agar Dia menyelamatkan diriNya dan mereka. Sebuah ucapan yang bermuatan cemooh daripada permohonan. Penjahat ini tidak ubahnya bagian dari mereka yang berdiri di bawah salib yang melontarkan kata-kata hujat. Perilaku berbeda diperlihatkan penjahat lainnya. Sadar akan dosa-dosanya, dia mengingatkan rekannya, bahwa selayaknya mereka dihukum. Namun lelaki yang disalib bersama mereka ini tidak melakukan kesalahan apapun. Begitulah dia bersaksi dan kemudian memohon "Yesus, ingatlah akan aku, apabila Engkau datang sebagai Raja." [Luk 23:42]. Ini bukan sekedar permohonan, namun si penjahat ternyata mengimani adanya kehidupan setelah kematian di bawah pimpinan Yesus Sang Raja.
Saat masih mengajar, Yesus mengungkapkan bahwa Allah tidak ingin kehilangan anak-anak-Nya. Jika ada yang hilang maka akan dicari, seperti yang dikisahkan melalui perumpamaan domba yang hilang. Si bungsu yang meninggalkan rumah dengan membawa bagian hartanya kemudian pulang dalam keadaan mengenaskan disambut dengan sukacita oleh bapanya. Demikian pula saat si penjahat ini bertobat, jawaban Yesus sangat tegas dan jelas, “…sesungguhnya hari ini juga engkau akan ada bersama-sama dengan Aku di dalam Firdaus." [23:43]. Sebuah jawaban penuh kuasa dari Raja yang berdaulat di seluruh semesta alam!
Meski Tuhan berkenan, pertobatan di ujung ajal bukanlah gaya hidup murid Kristus. Lalu hidup seperti apa yang dikehendakiNya? “...Dan apakah yang dituntut Tuhan daripadamu: selain berlaku adil, mencintai kesetiaan, dan hidup dengan rendah hati di hadapan Allahmu?” [Mi 6:8b] (CT).