Bacaan I : Sir. 3:17-18,20,28-29; Bacaan II : Ibr. 12:18-19,22-24a; Bacaan Injil : Luk. 14:1,7-14.
KERENDAHAN HATI
Dosa pertama manusia adalah "kesombongan" karena ingin menjadi seperti Allah. "..pada waktu kamu memakannya, ... kamu akan menjadi seperti Allah" (Kej. 3:5). Demikian godaan ular kepada Hawa, yang mendorongnya untuk makan "buah terlarang". Akibatnya Allah mengutuk manusia pertama : "..terkutuklah tanah karena engkau; dengan bersusah-payah engkau akan mencari rezekimu ...dengan berpeluh engkau akan mencari makananmu, sampai engkau kembali lagi menjadi tanah" (Kej. 3:17-19). Bacaan injil hari ini (Luk. 14:1,7-14) mengajak kita untuk memiliki sikap "rendah hati" agar bebas dari dosa kesombongan. "Sebab barangsiapa meninggikan diri, ia akan direndahkan dan barangsiapa merendahkan diri, ia akan ditinggikan" (Luk. 14:11). Kerendahan hati dalam bahasa Latin adalah "humilitas" yang berasal dari akar kata "humus" yang berarti tanah. Jadi kerendahan hati adalah keutamaan yang menyadarkan kita akan kerendahan diri di hadapan Allah, Sang Pencipta. Kerendahan hati adalah dasar dari semua kebajikan dan keutamaan. Santo Agustinus mengatakan : "Jika engkau bertanya kepada saya, apakah hal yang utama dari ajaran Kristen, maka jawaban saya adalah pertama : kerendahan hati, kedua : kerendahan hati dan ketiga : kerendahan hati". Itu sebabnya Yesus menyelamatkan dunia dengan cara merendahkan Diri. "Ia telah merendahkan DiriNya dan taat sampai mati, bahkan sampai mati di kayu salib" (Fil. 2:8). Bahkan Yesus menunjukkan kerendahan hatiNya dengan cara "membasuh kaki" para muridNya. "Ia menuangkan air ke dalam sebuah basi dan mulai membasuh kaki murid-muridNya" (Yoh. 13:5). Pentingnya kerendahan hati, karena dari sana memancar ketaatan, takut akan Allah, hormat, sabar, sederhana, lemah-lembut dan damai. "Barangsiapa yang rendah hati akan mudah menaati semua, takut menyakiti siapapun, memelihara damai dengan semua orang, ramah kepada semua orang dan tidak menjengkelkan siapapun" (St. Thomas Villanova).
Bagaimana cara menumbuhkan keutamaan kerendahan hati :
1) Menerima diri sendiri "apa adanya". "...apabila engkau diundang, pergilah duduk di tempat yang paling rendah" (ayat 10). Memilih "tempat duduk" berarti mengenal posisi diri kita dan berani menerimanya.
2) Menjalin hubungan baik dengan sesama. "Mengadakan perjamuan" (ayat 12) adalah bukti relasi yang baik dengan orang lain.
3) Bersikap empati terhadap orang lain. "...undanglah orang miskin, orang cacat, orang lumpuh dan orang buta" (ayat 13). Turut merasakan kesulitan dan beban orang lain yang kurang beruntung akan menumbuhkan sikap rendah hati.
4) Melakukan sesuatu tanpa pamrih. "engkau akan berbahagia, karena mereka tidak mempunyai apa-apa untuk membalasnya kepadamu" (ayat 14). Seorang yang rendah hati berani melakukan sesuatu tanpa pujian, pengakuan ataupun penghargaan.
5) Meneladan kerendahan hati Tuhan dan berdoa : "Yesus, lembut dan rendah hati, jadikanlah hati kami seperti HatiMu". (YS).