Bacaan I : Yos. 5-9a,10-12; Bacaan II : 2Kor. 5:17-21; Bacaan Injil: Luk. 15:1-3,11-32.
BANGKITLAH !
Pada masa menjelang Paskah, banyak umat yang antri untuk masuk kamar pengakuan mengakui dosa-dosanya dan menerima sakramen pengampunan dosa melalui pastor. Ada yang keluar dengan air mata masih menggenang, atau wajah yang lega, tapi banyak juga yang tanpa ekspresi sukacita. Mengapa ? Karena menerima sakramen pengakuan dosa hanya dirasakan sebagai kewajiban tahunan menjelang Paskah dan Natal dan terasa tidak bermakna. Apakah setelah itu hidupnya berubah dan berbalik menjauhi dosa ? Hanya Tuhan yang mengetahuinya.
Hari ini Injil Lukas mengangkat perumpamaan yang sangat terkenal yaitu “Perumpamaan tentang anak yang hilang” (Luk 15:11-32). Banyak sisi menarik yang bisa diangkat sebagai permenungan pada perumpamaan ini, dan bisa juga kita ikut masuk sebagai Anak Sulung atau Anak Bungsu atau juga sebagai Bapa yang sangat baik dalam perumpamaan itu.
Pada masa pertobatan, baik kalau diangkat perjalanan pertobatan si Anak Bungsu. Ia sangat berdosa karena sudah meminta warisan sebelum ayahnya meninggal, bisa dikatakan kurang ajar sekali. Warisan yang diberikan ayahnya dijual dan pergi meninggalkan keluarganya, memboroskan uangnya dan hidup berfoya-foya menikmati dunia. Ketika hartanya habis, terjadi bencana kelaparan dan ia menjadi melarat. Lalu ia pergi ke pemilik ladang dan disuruh menjaga babi. Ia terpaksa melakukan pekerjaan memelihara binatang yang diharamkan oleh bangsa dan agamanya. Ia begitu merendahkan derajatnya sebagai orang anak kaya yang hanya minta ampas makanan babi saja tidak ada yang mau memberi. Kesengsaraan dan ancaman kematian akibat dosa yang telah dilakukan ini membawa kesadaran akan suka cita bersama bapanya. Timbul tekad untuk bertobat dengan sungguh : “Aku akan bangkit dan pergi kepada bapaku dan berkata kepadanya: Bapa, aku telah berdosa terhadap sorga dan terhadap bapa, aku tidak layak lagi disebutkan anak bapa; jadikanlah aku sebagai salah seorang upahan bapa. Maka bangkitlah ia dan pergi kepada bapanya.” (Luk 15:18-20a).
Saudaraku, pertobatan tidak sekedar teori dan angan-angan atau menjalankan kewajiban agama, tetapi pertobatan perlu tindakan yaitu bangkit dari lembah dosa dan melangkah dijalan Tuhan menuju sukacita bersama Nya. Tuhan Yesus membuka tangan Nya lebar-lebar menyambut pertobatan kita yang sejati, Dia sudah menantikan langkah kebangkitan kita dan meninggalkan dosa selama-lamanya. Amien. (IS)