Bacaan I : 1Sam. 1:20-22,24-28; Bacaan II : 1Yoh. 31:1-2,21-24; Bacaan Injil: Luk 2:41-52.
Tanggal 2 Januari 2022 gereja merayakan epifani yang berarti penampakan Tuhan, dalam bacaan injil hari ini menceriterakan tiga orang majus dari timur yang karena mereka melihat bintang mereka berusaha mengartikan bintang itu sebagai tanda bahwa ada sesuatu yang istimewa sedang terjadi, Bintang itu membimbing dan menjadikan petunjuk bagi mereka untuk pergi mencari dan menemukan bayi Yesus.
Sebagai manusia yang hidup di zaman kini, kita pun melihat bintang yang sama, namun tak banyak dari kita yang tahu ataupun menangkap makna tanda dari Allah, bahkan banyak dari kita yang kemudian gagal paham mengikuti Nya.
Nampaknya dari cerita para Majus di atas kita bisa mengambil kesimpulan untuk melihat dan menemukan Allah diperlukan kepekaan akan rahmat Allah, dan perlu usaha untuk menanggapinya dengan mau menempuh segala perjalanan.
Sambil terpekur kita bisa menyadari keseluruhan hidup kita adalah perjalanan menuju Kristus untuk menuju Allah Bapa, jadi hidup kita adalah semacam perjalanan yang harus kita lalui dengan kesungguhan iman.
Kita pahami panggilan kita sebagai umat Kristiani tidak mudah, dan bahkan membutuhkan pengorbanan, namun kita percaya bahwa akan ada terang Ilahi di akhir perjuangan kita.
Kita ini sudah menemukan Kristus, sepatutnya kita mengingat misi kita untuk mewartakan Dia, terutama kepada mereka yang belum mengenal Dia. Di hari Epifani ini kita juga merayakan Hari Anak Misioner sedunia. Kita semua dipanggil untuk menjadi misioner.
Catatlah dengan garis besar bahwa misi panggilan kita sebagai murid Kristus Dalam Roh misioner adalah berani menanggalkan kesombongan dan keinginan duniawi, kita perlu kesungguhan mengisi hidup dengan mengasihi Allah. Kita dipanggil untuk menyerukan bahwa kedatangan Yesus memberi kelepasan dan keselamatan bagi mereka yang percaya.
Semoga kitapun dapat mengalami sukacita karena menemukan kembali Yesus yang kita terlantarkan dalam kehidupan kita yang lalu, dan kita datang kepada-Nya dengan membawa persembahan kita: persembahan yang terbaik- emas, persembahan doa- kemenyan, dan pengorbanan kita- mur. Oleh: Inigo Roesli (IR)