Keb 1:13-15; 2:23-24 Maz 30:2,4,5-6,11,12,13 2Kor 8:7,9,13-15 Mrk 5:21-43
Bacaan Injil hari Minggu ini menyajikan dua mukjizat yang dilakukan oleh Yesus, yang menunjukkan seperti apa jalan kemenangan menuju kehidupan, yaitu disembuhkannya wanita yang mengalami pendarahan dan dibangkitkannya putri Yairus. Kedua cerita ini saling terkait, dengan satu inti yaitu: iman. Kedua orang dalam kisah ini, ayah gadis kecil dan wanita sakit itu bukanlah murid Yesus, akan tetapi mereka dipuaskan melalui iman mereka. Mereka memiliki keyakinan pada Yesus. Dari sini kita memahami bahwa semua orang diterima oleh Tuhan; tidak seorang pun boleh merasa dirinya sebagai orang yang tidak berhak untuk dapat menggapai hati Yesus. Hanya ada dua syarat untuk dapat mencapainya: merasa membutuhkan penyembuhan dan mempercayakan diri kepada-Nya. Saya bertanya kepada Anda: apakah Anda merasa perlu disembuhkan? Dari sesuatu, dari beberapa dosa, dari berbagai masalah? Dan, jika Anda merasakan hal itu, apakah Anda memiliki iman kepada Yesus? Ini adalah dua syarat untuk disembuhkan, dan untuk menggapai hati-Nya yaitu: merasa membutuhkan penyembuhan dan mempercayakan diri kepada-Nya.
Ketika Yesus memasuki rumah gadis kecil itu, Dia berkata: “Anak ini tidak mati, tetapi tidur!”. Yesus adalah Tuhan, kematian fisik di hadapan-Nya hanyalah seperti ilusi: sama sekali tidak ada alasan untuk takut dan putus asa. Akan tetapi ada kematian lain yang harus ditakuti: yaitu hati yang dikeraskan oleh kejahatan! Ya, kita harus takut dengan yang satu itu! Saat kita memiliki hati yang mengeras, izinkan saya mengatakannya: itu adalah kematian hati! Akan tetapi, seberapa banyaknya pun dosa, seberapa mengerasnya pun hati kita, Yesus telah membawakan kita belas kasihan Bapa yang tak terbatas. Dan bahkan saat kita berada di titik terendah pun, suara-Nya yang lembut dan kuat dapat mencapai kita: “Aku berkata kepadamu, bangunlah!”. Sungguh indah mendengar perkataan itu: “Aku berkata kepadamu, bangunlah! Berdirilah! Beranilah! Bangkitlah!”. Yesus selalu ada bagi kita untuk memulihkan kehidupan, memulihkan hati, dan memulihkan iman kita. (Dikutip dari khotbah Paus Fransiskus 1 Juli 2018)