Bacaan I: Yer. 31:31-34; Bacaan II: Ibr. 5:7-9; Bacaan Injil : Yoh. 12:20-33
UPAH SEBUAH PENGORBANAN SPIRITUAL
Dalam kehidupan setiap hari kita mengalami dan menyaksikan bahwa pengorbanan adalah sebuah kata yang gampang diucapkan tetapi membutuhkan perjuangan dan komitmen untuk diwujudnyatakan. Mengapa demikian? Karena pengorbanan berarti merelakan sesuatu yang berharga (harta, tenaga, pikiran, waktu dan bahkan nyawa) untuk orang yang dicintai atau untuk suatu nilai hidup yang lebih tinggi. Kualitas pengorbanan kita pun tergantung pada motivasi dibalik setiap pengorbanan.
Berhubungan dengan motivasi pengorbanan ini, para ahli spiritual mengemukakan tiga level kualitas pengorbanan seorang manusia. Pertama: pengorbanan yang dimotivasi oleh kebutuhan fisik. Pengorbanan ini disebut pengorbanan “do ut des”, saya memberi supaya saya mendapat. Di sini orang berkorban supaya mendapatkan suatu imbalan. Yang paling dominan dalam tahap ini adalah pemuasan kebutuhan fisik yang berpusat pada ego, diri sendiri. Level kedua adalah pengorbanan yang dimotivasi oleh kebutuhan sosial. Dalam tahap ini relasi dengan orang lain menjadi pusat kebutuhan. Orang berkorban untuk keluarga, teman, suku, bangsa, negara dan manusia seluruhnya. Nilai-nilai kemanusiaan menjadi pusat motivasi pengorbanan. Level ketiga adalah pengorbanan yang dimotivasi oleh kebutuhan spiritual. Di sini Tuhan menjadi motivasi pengorbanan manusia. Nilai-nilai spiritual agama menjadi landasan pengorbanan ini. Orang berkorban bukan sekedar untuk kebutuhan fisik dan sosial tetapi karena Tuhan menghendaki demikian.
Pengorbanan level ketiga inilah yang merupakan salah satu pesan inti bacaan injil hari ini. Yesus menjadi contoh biji gandum yang harus mati supaya menghasilkan banyak buah. Ia berkorban dengan menderita di atas kayu salib untuk memuliakan Bapa di surga dan menyelamatkan umat manusia. Kematian-Nya adalah fajar keselamatan bagi umat manusia. Kita diajak untuk mengikuti Contoh Yesus yang selalu mengarahkan setiap pengorbanan-Nya kepada Allah Bapa-Nya di surga. Dan Dia sendiri telah berjanji bahwa setiap orang yang mengikuti jejek-Nya akan berada selalu bersama dengan Dia dan ia akan dihormati Bapa di surga (12:26).
Di masa Pra Paskah ini kita diajak untuk memperbaharui motivasi pengorbanan kita sambil terus bertanya: apakah pengorbanan saya sudah ada di level ketiga atau masih di level 2 atau bahkan masih berkutat di level pertama. (LN)