
Bacaan I: Keb. 11:22-12:2; Bacaan II: 2 Tes. 1:11-2:2; Bacaan Injil: Luk. 19:1-10.
HIDUP YANG DIUBAH
INJIL hari ini (Luk 19:1-10) berkisah tentang Zakheus. Zakheus adalah Kepala Pemungut cukai / pajak yang kaya di Yerikho, kota perdagangan dekat sungai Yordan. Sebagai Kepala Pajak, Zakheus dibenci oleh orang Yahudi, karena dengan memungut cukai dia memperkaya penjajah Roma dan memperkaya diri sendiri. Ketika Yesus melintasi kota Yerikho, Zakheus "berusaha melihat Yesus, tetapi tidak berhasil sebab badannya pendek" (ayat 3). Zakheus tidak kehilangan akal. Dia "1) berlari; 2) mendahului orang banyak; 3) memanjat pohon ara (ayat 4)".
Usahanya tidak sia-sia. Yesus "1) berhenti di bawah pohon ara; 2) melihat ke atas; 3) memanggil nama Zakheus; 4) minta dia turun; 5) menumpang di rumah Zakheus" (ayat 5). Kedatangan Yesus ke rumah Zakheus, selain membawa sukacita besar karena "telah terjadi keselamatan di rumahnya" (ayat 9), juga membangkitkan pertobatan sempurna. "Sekiranya ada yang kuperas, kukembalikan 4 kali lipat" (ayat 8) dan dia layak dipanggil Zakheus dari kata "Zakkay" artinya "suci, murni dan bersih". Kisah Zakheus adalah kisah diri kita sebagai seorang beriman. Kita dilahirkan sebagai "orang berdosa" karena mewarisi dosa asal serta punya kekurangan dan kelemahan.
Untuk menyelamatkan kita, Yesus turun ke dunia. Namun keselamatan tidak terjadi secara otomatis. Perlu usaha dan keterlibatan manusia. Seperti Zakheus yang "berlari dan memanjat pohon", kitapun "harus berusaha bertemu Yesus".
Telah tersedia banyak cara untuk bertemu Yesus, seperti : berdoa, membaca Firman Tuhan, berkumpul bersama saudara/i seiman, memberi pelayanan kasih, menerima sakramen-sakramen, khususnya Sakramen Ekaristi. Dalam pertemuan itu Yesus akan memberikan waktunya untuk kita (bdk "berhenti"); menerima kita sebagai "sahabatNya" dan "anak Bapa di surga"(bdk. "melihat ke atas"); menyapa kita secara pribadi (bdk. "memanggil nama"), menerima diri kita apa adanya (bdk "turun dari pohon") bahkan tinggal bersama kita melalui perayaan Ekaristi, khususnya Komuni Suci. Pertemuan dengan Yesus memberi dampak positif bagi hidup kita. Secara ke dalam (inward) kita akan mengalami sukacita besar karena kita diterima, disapa secara pribadi dan "diselamatkan" Tuhan.
Secara keluar (outward), kita dapat memperbaiki hubungan dengan sesama (bdk. "kukembalikan 4 kali lipat") dengan memberi maaf, membantu yang kekurangan, menolong yang lemah, mengunjungi yang sakit dan lain-lain (bdk. Mat 25:35-36). Pertemuan dengan Tuhan bukan saja mengubah relasi kita dengan Tuhan, tetapi juga relasi kita dengan sesama.
Pertemuan dengan Tuhan membawa pertobatan. Seperti Zakheus yang berjuang "melihat Yesus", namun memperoleh "Yesus sebagai tamu istimewa di rumahnya", demikian juga segala usaha kita tidak akan sia-sia, bahkan melampaui apa yang kita bayangkan (YS).




