
Bacaan I: 2Raj. 5:14-17; Bacaan II: 2Tim. 2:8-13; Bacaan Injil: Luk. 17:11-19.
Sudah bersyukurkah kita?
Minggu lalu kita belajar dari Yesus tentang iman sebesar biji sesawi, yang untuk menumbuhkan iman pertama-tama seseorang harus memulainya dengan rendah hati. Pada Injil hari ini Yesus melanjutkan ajaran bagaimana caranya untuk menumbuhkan iman melalui kisah sepuluh orang kusta yang disuruh pergi kepada imam, dan ketika mereka sedang di tengah jalan ke sepuluh orang kusta itu sembuh. Akan tetapi hanya satu orang saja yang kembali kepada Yesus untuk tersungkur (menyembah) dan bersyukur. Bagaimana dengan kesembilan orang lain yang tidak kembali kepada Yesus? Apakah mereka sembuh? Tentu saja mereka sembuh, tapi ada bedanya dengan orang yang kembali kepada Yesus. Pada orang yang kembali kepada-Nya, Yesus berkata: “imanmu telah menyelamatkan engkau.”
Pada saat kita bersyukur kepada Tuhan, saat itu juga sebenarnya kita sedang kembali kepada-Nya, menyembah, dan bersyukur kepada-Nya, saat itu juga kita sedang menumbuhkan iman kita. Sementara, setiap kali kita merasa tidak perlu bersyukur kepada-Nya, untuk kesembuhan dari lapar melalui makanan yang dianugerahkan-Nya, untuk kesembuhan atas kelelahan tubuh dengan tidur nyenyak yang dianugerahkan-Nya, dan berbagai kesembuhan yang diberikan setiap hari kepada kita, saat itulah kita sedang memalingkan muka kita, menolak menumbuhkan iman kita.
Iman yang tumbuh dari kerendahan hati serta bersyukur dapat membawa dampak yang luar biasa. Dalam bacaan pertama; Namaan, seorang panglima sembuh dari sakit kusta, setelah ia menuruti anjuran nabi Elisa untuk membenamkan diri di sungai Yordan. Saat Namaan ingin memberikan hadiah kepada nabi Elisa, nabi Elisa menolak, katanya: “Demi TUHAN yang hidup, yang di hadapan-Nya aku menjadi pelayan, sesungguhnya aku tidak akan menerima apa-apa.” Dari perkataan Elisa ini kita bisa melihat apa yang ada di hati Elisa, yaitu kerendahan hati seperti cerita pada Injil minggu lalu tentang hamba yang rendah hati dan selalu bersyukur atas keadaannya. Akibat iman yang luar biasa dari nabi Elisa ini, Namaan panglima itu berubah menjadi percaya dan penyembah Allah. –aj




