
Bacaan I: Kel. 32:7-11.13-14; Bacaan II: 1 Tim. 1:12-17; Bacaan Injil: Luk. 15:1-32(15:1-10).
MILIK YANG BERHARGA
Setiap pagi Profesor Hidesaburo Ueno berangkat mengajar di Universtas Tokyo menggunakan kereta api. Jarak rumahnya ke stasiun Shibuya tidak terlalu jauh sehingga dia cukup berjalan kaki. Profesor yang mengajar ilmu pertanian ini tidak sendirian, dia punya teman setia yaitu Hachi, seekor anjing jenis Akita yang mengantarnya sampai ke stasiun. Sorenya, Hachi telah menunggu di pintu stasiun untuk kemudian pulang bersama sang tuan. Suatu hari Profesor Ueno terkena serangan jantung saat berada di kereta api dan kemudian wafat. Hachi yang tidak mengerti bahwa sang tuan telah wafat dengan setia menunggu di Shibuya setiap sore. Publik Jepang yang kemudian mengetahui kisahnya menambahkan akhiran –ko (sayang) di belakang namanya menjadi Hachiko. Penantian Hachiko akan sang tuan dilakukannya sampai dipenghujung usia. Tanggal 13 Maret 1935 Hachiko ditemukan tak bernyawa setelah sepuluh tahun menanti. Selama hidupnya, Hachiko merasakan bahwa sang tuan adalah miliknya yang berharga. Meski penantiannya tak membuahkan hasil namun ia telah menginspirasi banyak orang tentang arti kesetiaan.
Pada bacaan pertama, Allah yang tadinya murka atas perilaku bangsa Israel menjadi lunak dan membatalkan hukuman karena Israel begitu berharga di mata-Nya. Dia adalah Allah yang setia, yang tidak rela kehilangan satupun milik-Nya.
Sifat Allah yang setia dan penyayang ini dipertegas Yesus saat orang Farisi dan ahli Taurat bersungut-sungut melihat pemungut cukai dan orang-orang berdosa datang untuk mendengarkan-Nya. Ada dua perumpamaan yang disampaikan, yang pertama tentang seorang gembala yang mempunyai seratus ekor domba tetapi kehilangan satu. Perumpamaan kedua tentang seorang perempuan yang mempunyai sepuluh dirham dan kehilangan satu dirham.
Keduanya mencari dan bersukacita setelah menemukan yang dicari. Yesus ingin menekankan bahwa meski hanya satu namun tetap berharga. Kedua perumpamaan ini adalah kabar baik bagi orang-orang yang dikucilkan karena dianggap pendosa. Jadi seberapa besar dosa manusia, Allah tetap mengasihi. Karena kita adalah milik-Nya yang berharga. (CT)




