Seri 49
PENTAKOSTA
Pada hari Pentakosta, Paskah Kristus digenapi dengan pencurahan Roh Kudus yang dinyatakan sebagai Pribadi Ilahi. Pada hari itu Tritunggal Mahakudus dinyatakan secara penuh dan utuh. Mereka yang percaya dalam Kristus datang dalam daging dan ikut ambil bagian dalam persekutuan Tritunggal Mahakudus. Roh Kudus membawa dunia masuk ke dalam “zaman akhir”, yaitu zaman Gereja: Kerajaan Allah sudah diterima sebagai warisan, namun belum diselesaikan.
Manfaat atau kegunaan pertama dari pencurahan Roh Kudus ialah pengampunan dosa. Kemudian, Roh Kudus memberi kita hidup Tritunggal Mahakudus, yaitu hidup untuk saling mengasihi seperti Allah telah mengasihi kita (1 Yohanes 4:11-12).
Dengan kuasa-Nya, kita dapat menghasilkan buah Roh Kudus, ialah kasih, sukacita, damai sejahtera, kesabaran, kemurahan, kebaikan, kesetiaan, kelemahlembutan, penguasaan diri (Galatia 5:22-23). Melalui Roh Kudus kita dibaharui kembali kepada Firdaus; dihantar kembali kepada kerajaan surga, diangkat sebagai anak-anak, mengajarkan kita untuk penuh kepercayaan menyebut Allah itu Bapa dan mengambil bagian dalam rahmat Kristus, menjadikan kita anak-anak terang dan turut memiliki kemuliaan abadi (Santo Basilius).
Kesatuan perutusan Kristus dan Roh Kudus terlaksana dalam Gereja. Perutusan bersama ini membuat umat beriman masuk ke dalam persekutuan Kristus bersama Bapa-Nya dalam Roh Kudus. Dengan rahmat, Roh Kudus menghadirkan misteri Kristus (terutama dalam ekaristi) untuk membawa manusia ke dalam kesatuan dengan Allah.
Perutusan Gereja tidak ditambah pada perutusan Kristus dan Roh Kudus, tetapi Gereja adalah sakramen Kristus dan Roh Kudus. Gereja mewartakan dan membuat hadir misteri kesatuan Tritunggal Mahakudus. Santo Sirilius menyatakan demikian: “Seperti kekuasaan kodrat manusiawi Kristus yang kudus mengakibatkan semua yang ada di dalam Kristus, membentuk satu tubuh tunggal, yaitu Tubuh Mistik Kristus yang tidak terbagi-bagi, ada pada semua orang, dan mengantar semua orang menuju kesatuan rohani.”
Manfaat atau kegunaan pertama dari pencurahan Roh Kudus ialah pengampunan dosa. Kemudian, Roh Kudus memberi kita hidup Tritunggal Mahakudus, yaitu hidup untuk saling mengasihi seperti Allah telah mengasihi kita (1 Yohanes 4:11-12).
Dengan kuasa-Nya, kita dapat menghasilkan buah Roh Kudus, ialah kasih, sukacita, damai sejahtera, kesabaran, kemurahan, kebaikan, kesetiaan, kelemahlembutan, penguasaan diri (Galatia 5:22-23). Melalui Roh Kudus kita dibaharui kembali kepada Firdaus; dihantar kembali kepada kerajaan surga, diangkat sebagai anak-anak, mengajarkan kita untuk penuh kepercayaan menyebut Allah itu Bapa dan mengambil bagian dalam rahmat Kristus, menjadikan kita anak-anak terang dan turut memiliki kemuliaan abadi (Santo Basilius).
Kesatuan perutusan Kristus dan Roh Kudus terlaksana dalam Gereja. Perutusan bersama ini membuat umat beriman masuk ke dalam persekutuan Kristus bersama Bapa-Nya dalam Roh Kudus. Dengan rahmat, Roh Kudus menghadirkan misteri Kristus (terutama dalam ekaristi) untuk membawa manusia ke dalam kesatuan dengan Allah.
Perutusan Gereja tidak ditambah pada perutusan Kristus dan Roh Kudus, tetapi Gereja adalah sakramen Kristus dan Roh Kudus. Gereja mewartakan dan membuat hadir misteri kesatuan Tritunggal Mahakudus. Santo Sirilius menyatakan demikian: “Seperti kekuasaan kodrat manusiawi Kristus yang kudus mengakibatkan semua yang ada di dalam Kristus, membentuk satu tubuh tunggal, yaitu Tubuh Mistik Kristus yang tidak terbagi-bagi, ada pada semua orang, dan mengantar semua orang menuju kesatuan rohani.”
Bersambung ... P. Tinus Sirken, O.S.C..