Seri: 07
Doa Pembuka
Cara Membawakan Doa Pembuka
Hanya imam selebran yang berhak membawakan Doa Pembuka.
Dengan berdiri di depan kursi imam dan dengan tangan terentang tata gerak untuk doa-doa presidensial (orante) – imam dapat membawakannya. Sebaiknya dihindari untuk mengajak umat terlibat membacakan isi doa ini, kecuali secara kompak menyatakan “Amin’ pada akhir doa. Jadi, hanya imam selebran yang membawakannya, dan tanpa iringan musik, tanpa doa-doa atau nyanyian pengiring. Isi doa dibawakan dengan jelas, supaya umat dapat mendengarkan dengan baik dan berpartisipasi dalam doa secara batin.
Arti Imam Merentangkan Tangan
Terdapat beberapa arti: [1] orientasi ke atas ibaratnya doa selalu ditujukan kepada Allah yang ada di surga; [2] tanda kesengsaraan Kristus di kayu salib, Kristus yang berdoa; [3] keluasan tangan menjangkau seluruh umat yang berhimpun, yang dipimpin oleh imam selebran untuk hadir di hadapan Allah.
Sikap Tubuh Kita
Semua umat berdiri pada saat imam membawakan Doa Pembuka. Sikap tubuh berdiri mengingatkan kita pada kebangkitan Kristus, berciri Paskah. Selama masa Paskah kalau berdoa umat harus berdiri, tidak boleh berlutut atau tiarap. Sikap berdiri ini berlaku sepanjang tahun liturgi. Namun, karena alasan pastoral dan kultural, di beberapa tempat dibiasakan sikap tubuh yang lain, misalnya duduk atau berlutut.
Doa Pembuka, Salah Satu dari Doa-doa Presidensial
Doa presidensial adalah doa yang hanya dibawakan oleh imam selebran, sang pemimpin (presiden) liturgi. Dalam Perayaan Ekaristi dapat kita jumpai empat macam doa presidensial: [a] Doa Pembuka (collecta); [b] Doa Persiapan Persembahan (oratio Super Oblata); [c] Doa Syukur Agung (prex Eucharistica); dan [d] Doa Sesudah Komuni (oratio post Communione). Umat tidak diperkenankan ikut mengucapkan doa-doa presidensial ini, kecuali pada bagian-bagian seruan aklamatif, misalnya: Amin. Bersambung ...
P. Tinus Sirken, OSC
Hanya imam selebran yang berhak membawakan Doa Pembuka.
Dengan berdiri di depan kursi imam dan dengan tangan terentang tata gerak untuk doa-doa presidensial (orante) – imam dapat membawakannya. Sebaiknya dihindari untuk mengajak umat terlibat membacakan isi doa ini, kecuali secara kompak menyatakan “Amin’ pada akhir doa. Jadi, hanya imam selebran yang membawakannya, dan tanpa iringan musik, tanpa doa-doa atau nyanyian pengiring. Isi doa dibawakan dengan jelas, supaya umat dapat mendengarkan dengan baik dan berpartisipasi dalam doa secara batin.
Arti Imam Merentangkan Tangan
Terdapat beberapa arti: [1] orientasi ke atas ibaratnya doa selalu ditujukan kepada Allah yang ada di surga; [2] tanda kesengsaraan Kristus di kayu salib, Kristus yang berdoa; [3] keluasan tangan menjangkau seluruh umat yang berhimpun, yang dipimpin oleh imam selebran untuk hadir di hadapan Allah.
Sikap Tubuh Kita
Semua umat berdiri pada saat imam membawakan Doa Pembuka. Sikap tubuh berdiri mengingatkan kita pada kebangkitan Kristus, berciri Paskah. Selama masa Paskah kalau berdoa umat harus berdiri, tidak boleh berlutut atau tiarap. Sikap berdiri ini berlaku sepanjang tahun liturgi. Namun, karena alasan pastoral dan kultural, di beberapa tempat dibiasakan sikap tubuh yang lain, misalnya duduk atau berlutut.
Doa Pembuka, Salah Satu dari Doa-doa Presidensial
Doa presidensial adalah doa yang hanya dibawakan oleh imam selebran, sang pemimpin (presiden) liturgi. Dalam Perayaan Ekaristi dapat kita jumpai empat macam doa presidensial: [a] Doa Pembuka (collecta); [b] Doa Persiapan Persembahan (oratio Super Oblata); [c] Doa Syukur Agung (prex Eucharistica); dan [d] Doa Sesudah Komuni (oratio post Communione). Umat tidak diperkenankan ikut mengucapkan doa-doa presidensial ini, kecuali pada bagian-bagian seruan aklamatif, misalnya: Amin. Bersambung ...
P. Tinus Sirken, OSC