Seri: 05
RITUS PEMBUKA
Dengan demikian, musik liturgi dimaksudkan untuk melayani teks atau gerak-gerik liturgis. Maka, perarakan masuk ini menjadi meriah dan anggun bila diiringi nyanyian liturgi yang tepat dan benar seturut makna perarakan masuk tadi. Makna dari lagu pengiring perarakan masuk ini adalah: [1] membuka Perayaan Ekaristi; [2] membina kesatuan umat yang berhimpun; [3] menghantar masuk Kristus Tuhan yang hendak bersabda kepada umat beriman; dan [4] menghantar umat beriman masuk ke dalam Misteri Kristus yang hendak dirayakan (PUMR 47). Maka panjang nyanyian sebaiknya selaras dengan lamanya perarakan masuk. Nyanyian pengiring ini berakhir menjelang Tanda Salib. Kalau nyanyian sudah berakhir, tapi imam selebran masih belum siap di kursi pemimpin liturgi, maka sebaiknya dilanjutkan dengan iringan musik saja. Melalui unsur-unsur ini seluruh umat dibentuk menjadi satu Tubuh Mistik Kristus dan menyadarkan setiap orang bahwa dirinya adalah anggota- anggota Tubuh Mistik Kristus. Yang menyiapkan dirinya untuk mendengarkan dan menyimak suara Allah yang berbicara = bersabda melalui Bacaan-bacaan Kitab Suci selama Liturgi Sabda dan bersyukur kepada Allah melalui tindakan-tindakan ekaristis Kristus Tuhan selama Liturgi Ekaristi.
Menghormati Salib dan Altar
Setibanya perarakan masuk di depan altar, diakon atau lektor pembawa Evangeliarum (langsung) memperlihatkan Evangeliarum kepada umat dan meletakannya di altar. Selanjutnya, imam selebran bersama para petugas liturgi dan seluruh umat beriman membungkuk menghormati Salib Yesus yang tergantung di hadapan mereka. Imam selebran mendupai salib dengan pendupaan, kemudian imam selebran meneruskan dengan mendupai altar. Sesudah pendupaan, imam selebran mencium altar dan menuju ke kursi pemimpin liturgi. Para imam konselebran juga mencium altar sebelum menempati tempat yang sudah disediahkan. Saat imam selebran dan konselebran mencium altar seluruh umat tidak perlu membungkuk-hormat lagi. Sebab tindakan mencium altar adalah tindakan liturgis imam selebran dan konselebran. Menghormati Kristus imam agung yang mempersembahkan diriNya dari meja kurban.
[ P. Tinus Sirken, OSC ]