Bacaan I : Sir. 27:4-7; Bacaan II : 1 Kor. 15:54-58; Bacaan Injil: Luk. 6:39-45.
PENILAIAN
Sebagai bagian terakhir dari KOTBAH DI DATARAN versi Lukas (6:17-49), Yesus dalam injil hari ini menyampaikan beberapa pedoman dalam menilai orang lain : 1) Kita harus memiliki pengetahuan yang benar agar menghindari kita dari kondisi "orang buta menuntun orang buta" (ayat 39). Dan pengetahuan yang benar dapat dipelajari lewat pendidikan. ”Barangsiapa yang tamat pelajarannya akan sama dengan gurunya" (ayat 40). Hippocrates, yang hidup 400 tahun sebelum Masehi, telah membagi manusia dalam 4 kepribadian : Sanguinis, Koleris, Melankolis dan Flegmatis. Masing-masing kepribadian memiliki ciri-ciri yang membantu kita untuk mengenal dan menilai orang lain. Dengan pengetahuan yang benar kita bisa menilai seseorang secara lebih tepat. 2) Dalam memberi penilaian, kita harus bersifat obyektif, bukan subyektif. "Mengapa engkau melihat selumbar dalam mata saudaramu, sedangkan balok di dalam matamu sendiri tidak engkau ketahui ?" (ayat 41). Seringkali kita lebih mudah melihat kelemahan orang lain dan menutup mata terhadap kelemahan diri sendiri. Dengan mengintrospeksi diri terlebih dahulu, kita akan lebih obyektif memberi penilaian atas diri orang lain. 3) Dalam memberi penilaian, kita harus melakukannya secara menyeluruh. Jangan sampai tindakan seseorang dinilai dari satu aspek saja, tanpa mempertimbangkan aspek-aspek yang lain, seperti : usia, suku, ras, agama, budaya, dll. "Setiap pohon dikenal dari buahnya. Pohon yang baik menghasilkan buah yang baik" (ayat 43). Dengan mempertimbangkan aspek-aspek yang lain, maka penilaian kita akan lebih akurat. 4) Menilai seseorang seharusnya timbul dari niat dan tujuan yang baik. Tujuan yang baik pasti akan membawa kebaikan dan kemajuan diri seseorang. "Orang yang baik mengeluarkan apa yang baik dari perbendaraan hatinya yang baik" (ayat 45). Santo Agustinus dengan sangat tepat mengungkapkan hal ini : "Ama et fac quod vis" - "Cintailah maka berbuatlah sesukamu". Jika kita memiliki kasih, apapun yang kita lakukan pasti berlandaskan kasih. Dan karena "Allah adalah Kasih" (1Yoh.4:9), maka perbuatan kasih adalah perbuatan Allah sendiri dan pasti baik. 5) Akhirnya, semua pengetahuan, cara yang obyektif dan menyeluruh, niat dan tujuan yang baik harus diwujudkan dalam tindakan yang jujur dan konsisten. "Apa yang diucapkan mulut, meluap dari hati" (ayat 45) atau "Bicara orang menyatakan isi hatinya" (Bacaan I : Sir 27:7). Harus ada kesesuaian antar apa yang terkandung di dalam hati, yang diungkapkan dalam kata-kata dan dinyatakan dalam tindakan. Kesesuaian antara ketiga komponen itu membuat penilaian kita menjadi lengkap. Semoga Firman Tuhan dalam bacaan hari ini dapat menjadi pedoman bagi kita dalam memberi penilaian kepada sesama kita ! (YS)