Bacaan I. Yer. 23:1-6; Bacaan II. Ef. 2:13-18; Bacaan Injil. Mrk. 6:30-34.
EMPATI
Setelah melakukan tugas perutusan, Rasul-rasul melaporkan apa yang telah mereka "wartakan" dan "kerjakan". Mereka mewartakan "pertobatan" serta "mengusir setan dan menyembuhkan orang sakit" (Mrk 6:12-13). Setelah melakukan evaluasi, Yesus mengajak rasul-rasul untuk "beristirahat" (ayat 31). Namun sejumlah besar orang mengetahui tempat mereka beristirahat dan mengikuti mereka, sehingga Yesus dan rasul-rasul tidak bisa beristirahat. Apa makna yang dapat kita petik dari bacaan Injil hari ini ?
1. Ritme hidup yang seimbang. Setelah melakukan tugas perutusan yang pasti menguras pikiran dan tenaga, Yesus mengajak rasul-rasul untuk beristirahat. Di sini Yesus mau menekankan bahwa selain "bekerja" dan kita juga butuh waktu untuk "beristirahat". Karena Allahpun, setelah menciptakan langit dan bumi, maka pada hari ke tujuh, "berhentilah Ia dari segala pekerjaan yang telah dibuatNya itu" (Kej. 2:2). Ada bahaya dalam hidup ini, kalau kita terlalu sibuk bekerja dan lupa beristirahat; atau sebaliknya terlalu banyak beristirahat tapi sedikit bekerja. Kemampuan mengatur waktu "bekerja" dan "beristirahat" membuat hidup kita seimbang dan sehat. Demikian juga dalam kehidupan rohani. Kita butuh waktu untuk melakukan pekerjaan-pekerjaan jasmani, tetapi juga ada waktu untuk pekerjaan-pekerjaan rohani. "Ora et Labora" : Berdoalah dan Bekerjalah.
2. Empati. Melihat antusiasme orang banyak untuk mengikutiNya, "tergeraklah hati Yesus" (ayat 34). Dengan kata lain, Yesus ber"empati" terhadap orang banyak. Empati adalah kemampuan untuk memahami apa yang dirasakan dan dipikirkan orang lain (cfr. Alfred Adler). Empati meliputi aspek kognitif, afektif dan konatif. Yesus mau mengorbankan kepentingan pribadinya (untuk beristirahat), demi kepentingan orang banyak. Di sini kita belajar bahwa demi "kepentingan orang banyak" kita perlu menyisihkan "kepentingan diri sendiri". Dalam masa PPKM (Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat) ini, kita diminta untuk "tinggal di rumah", agar tidak tertular Covid 19 atau tidak menularkan virus ke orang lain. Ini semua dilakukan demi "keselamatan orang banyak" yang merupakan hukum tertinggi. Selain itu, kita perlu juga berempati terhadap saudara-saudara yang sakit, termasuk yang ISOMAN dan ditimpa kesulitan ekonomi.
3. Semangat kegembalaan. Orang banyak yang tidak mengenal lelah mencari Yesus, digambarkan Yesus sebagai "domba yang tidak mempunyai gembala" (ayat 34). Mereka harus berjalan kaki, menahan lapar, haus dan panas terik untuk mendengarkan ajaran Yesus. Dan Yesus menampilkan diriNya sebagai "Gembala" yang "mengenal domba-dombaNya, menuntun mereka ke padang yang berumput hijau bahkan memberikan NyawaNya bagi domba-dombaNya" (bdk. Yoh 10:11-18). Kitapun diharapkan memiliki semangat kegembalaan Kristus, di mana kita berusaha "saling mengenal, saling berbagi dan saling berkorban". (YS)